GAZA (Arrahmah.com) – Perbatasan Rafah baik dari arah Mesir ke Gaza atau sebaliknya telah dibuka meskipun dalam jangka waktu tiga hari sejak hari Selasa (14/8/2012) kemarin. Tetapi penduduk Gaza yang berada di luar negeri terpaksa tidak bisa pulang karena otoritas Mesir menolak visa mereka.
Sejumlah warga Palestina mengatakan bahwa mereka terdampar di luar negeri karena Mesir telah menolak visa transit mereka untuk kembali ke Gaza, lapor Ma’an.
Warga Palestina di Libanon, Turki, Liyba dan Kenya mengontak kantor berita Ma’an, mengatakan bahwa visa mereka ditolak Mesir.
Hal ini mempersulit mereka, mengingat penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir adalah satu-satunya jalan bagi mereka untuk pulang ke Gaza dan sebaliknya, sebab Israel telah memblokade pelabuhan dan perbatasan Gaza lainnya.
Salim, warga Palestina yang berada di Istanbul, Turki, mengatakan kepada Ma’an bahwa konsulat Mesir mengatakan bahwa mereka telah menerima perintah dari pemerintah Mesir untuk berhenti mengeluarkan visa bagi warga Palestina.
Warga Palestina lainnya, yang tidak ingin disebutkan namanya yang juga berada di Istanbul, mengatakan seorang karyawan konsulat Mesir memberitahunya bahwa ia tidak akan diberika visa karena “warga Palestina” membunuh tentara Mesir di Sinai.
Sementara seorang warga Palestina di Aljazair yang telah memesan penerbangan ke Kairo, mengatakan ia tidak bisa naik pesawat, pihak maskapai juga menolak untuk menunda tiketnya.
Sejak serangan Sinai, warga Palestina telah mendapatkan masalah visa untuk pulang ke Gaza via Mesir. Sejumlah pejabat Mesir, meskipun tidak secara langsung, menuding kelompok Jihad Mesir dan Gaza berada dibalik serangan tersebut, namun Hamas telah membantahnya berulang kali, demikian juga dengan kelompok Jihad Mesir dan Mujahidin Serambi al-Aqsha yang mengaku tidak terlibat sama sekali.
Otoritas Hamas di Gaza menunjukkan kekecewannya atas tindakan Mesir menutup perbatasan Rafah, menganggapnya bisa menimpakan penderitaan yang sama seperti ketika rezim Mubarak berkuasa.
Hamas telah menegur Mesir dengan tajam, “jika Palestina bukan prioritas utama bagi kalian, kalian harus mengubah ‘arah’,” tegas Fathi Hammad selaku Mendagri di Gaza. (siraaj/arrahmah.com)