URUZGAN (Arrahmah.com) – Aksi massa digelar di kota Tarin Kot, provinsi Uruzgan setelah terjadi insiden perobekan Kitab Suci Al-Qur’an yang dilakukan oleh tentara salibis NATO. Pusat kota ditutup, dan para saksi mengatakan bahwa demonstran turun ke jalan menuju pasar untuk berunjuk rasa, Kamis (29/7/2010).
Lebih dari tiga ratus orang berunjuk rasa menentang tentara pendudukan. Menurut seorang pemimpin masjid, tentara pendudukan merobek kitab suci umat Islam tersebut.
Upaya beberapa orang untuk mengambil Al-Quran yang dirobek-robek itu digagalkan oleh polisi boneka.
Insiden ini bermula dari operasi militer yang digelar oleh NATO pada Rabu (28/7) di Lembah Mirabath. Menurut seorang jurnalis Afganistan, perobekan Al-Quran terjadi setelah seorang warga melakukan perlawanan.
Namun otoritas setempat menuduh, ini hanyalah ‘propaganda’ Mujahidin Iamrah Islam Afghanistan untuk merusak nama tentara pendudukan.
Juru bicara tentara Belanda membenarkan, saat ini ada demonstrasi di Kota Tarin Kot memprotes perobekan Al-Quran oleh tentara NATO.
“Tentu saja kami selalu menanggapi dengan serius insiden seperti itu. Kami sama sekali tidak mendukungnya.”
Tahun 2009 lalu, warga Afghan juga sempat berang setelah ada kabar pasukan Barat membakar salinan Al-Quran.
Kerumunan yang terdiri dari sekitar 1.000 demonstran, terutama mahasiswa, berbaris melalui jalan-jalan Kabul sebelum berkumpul di depan gedung parlemen nasional dan melemparkan batu ke arah polisi antihuru hara serta kendaraan lapis baja yang menghalangi mereka untuk turun ke jalan.
Para demonstran dan hampir semua orang, bernyanyi: ‘Mati untuk Amerika!’, sementara mereka membakar boneka Obama dan sebuah bendera AS.
“Kami telah berkumpul di sini untuk mengungkapkan rasa jijik kita terhadap pasukan Amerika dan tindakan mereka membakar dan menghina kitab suci kami Al-Quran,” ujar Ihsanullah Hakimi, seorang demonstran dikutip AFP.
Protes itu berkaitan beredar luasnya berita bahwa pasukan pendudukan, sebagai bagian dari 100.000 pasukan pengerahan militer Barat yang dipimpin Amerika di Afghanistan, telah melecehkan kitab suci Al-Quran di provinsi Wardak, sebelah selatan Kabul.
Namun seperti biasa, klaim telah disangkal keras oleh pihak berwenang NATO dan Afghanistan yang mengatakan mereka sedang difitnah sebagai upaya untuk mengobarkan kebencian terhadap Barat.
Masih di hari yang sama, di provinsi Helmand juga digelar unjuk rasa memprotes pembunuhan terhadap pria berusia 65 tahun yang dilakukan tentara pendudukan.
Ratusan penduduk Afghan turun ke jalan di wilayah baratdaya Helmand untuk mengungkapkan kemarahannya akibat pembunuhan tersebut.
Mereka melakukan unjuk rasa di depan kantor gubernur, mereka menuntut pihak yang bertanggungjawab harus dihukum.
Teriakan kemarahan penduduk Afghan menentang kekejian tentara pendudukan yang masih bercokol di Afghanistan terus bergaung keras di seluruh penjuru Afghanistan. Mereka tidak lagi bersimpati kepada Amerika Serikat yang hanya memberikan kepedihan dalam hidup mereka. Mereka menuntut tentara internasional untuk angkat kaki dari Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.com)