KABUL (Arrahmah.com) – Ratusan warga Afghanistan mengadakan aksi demo di Kabul untuk menuntut mereka yang bertanggungjawab atas kematian warga sipil selama beberapa dekade perang ke pengadilan.
Orang-orang yang bergabung dalam aksi yang dilakukan pada Jumat (10/12/10) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sosial Pencari Keadilan Afghanistan, menuntut petinggi militer untuk mundur dari posisi kekuasaan, lapor AP.
“Para pendemo ini ingin panglima perang, yang masih berkuasa untuk mundur dari posisi mereka. Mereka ingin melihat museum dibuat untuk para korban untuk tetap mengingat mereka,” ujar Ajab Khan Tanha, seornag aktivis yang mendukung aksi tersebut.
Dengan membawa foto-foto korban perang, para pendemo meneriakkan keadilan dan perdamaian.
“Dalam perang selama 32 tahun, banyak nyawa telah hilang,” ujar Tanha.
Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada bulan Desember 1979 dan Soviet menarik mundur pasukannya setelah dikalahkan oleh Mujahidin pada Februari 1989.
Kemudian AS dan sekutunya juga menginvasi Afghanistan sejak Oktober 2001 hingga saat ini. Invasi AS lebih lama jika dibanding Uni Soviet.
2010 menjadi tahun paling mematikan dalam perang yang telah menghabiskan waktu sembilan tahun itu, dengan korban dari kalangan sipil yang terus meningkat juga kematian tentara pendudukan yang semakin tajam.
Sebagai akibat dari meningkatnya korban sipil di Afghanistan selama beberapa bulan terakhir, opini publik mulai berbalik melawan AS dan sekutunya. Penduduk Afghanistan ingin AS dan sekutunya cepat angkat kaki dari wilayah mereka.
Selain itu, ratusan sipil telah kehilangan nyawa mereka dalam serangan udara yang dipimpin AS dan operasi darat di berbagai wilayah di Afghanistan selama beberapa bulan terakhir, hal ini membuat penduduk Afghan semakin marah. Dan situasi ini menambah bahan bakar sentimen anti-AS di Afghanistan dan seluruh dunia Islam. (haninmazaya/arrahmah.com)