KABUL (Arrahmah.id) – Para pemimpin Imarah Islam Afghanistan (IIA) mengisyaratkan pada Senin (26/3/2023) bahwa sistem pendidikan Afghanistan mungkin akan dibuka kembali untuk anak-anak perempuan di tingkat sekolah dasar dalam waktu dekat, setelah menyalahkan kurikulum yang dianggap tidak sesuai.
Menteri Pendidikan Afghanistan Habibullah Agha mengatakan bahwa sekolah-sekolah dasar akan segera dibuka kembali dalam sebuah pernyataan pada Senin, sementara tidak disebutkan mengenai pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
“Tidak ada masalah dengan tempat mereka di sekolah, ada masalah dengan kurikulum,” kata Azizullah Omar, seorang pemimpin lokal di barat laut Afghanistan kepada media lokal, seperti dilansir The New Arab (28/3).
“Sebuah komite telah dibentuk untuk mereformasi kurikulum dan membuatnya sesuai, sesuai dengan keilmuan agama,” kata Omar.
Laporan-laporan media mengklaim suara-suara pelan terdengar dari tubuh IIA untuk membuka kembali sekolah bagi anak perempuan selama berbulan-bulan.
Pada September, seorang anggota senior pemerintah meminta para penguasa baru Afghanistan untuk membuka kembali sekolah untuk anak perempuan di atas kelas enam, dengan mengatakan bahwa tidak ada alasan yang sah dalam Islam untuk melarangnya.
“Sangat penting bahwa pendidikan harus diberikan kepada semua orang, tanpa diskriminasi,” kata Sher Mohammad Abbas Stanikzai, wakil menteri luar negeri IIA.
“Perempuan harus mendapatkan pendidikan, tidak ada larangan dalam Islam untuk pendidikan anak perempuan.”
Para pemimpin IIA telah berulang kali menyatakan bahwa mereka akan membuka kembali sekolah untuk anak perempuan setelah persyaratan tertentu dipenuhi.
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki dana dan waktu untuk merombak silabus sesuai dengan ajaran Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)