JAKARTA (Arrahmah.com) – Pendeta Syiah menyerukan kepada para perempuan Syiah agar melakukan “jihad” kemaluan alias melacur. Hal ini tampak pada screen shoot akun twiter milik manusia Syiah. Pada akun itu terjadi komunikasi antara seorang perempuan dengan pendeta syiah perihal perilaku zina yang keji dan kotor (lihat foto di atas).
Mungkin sebagian orang akan terkejut dengan hal ini. Namun tidaklah aneh hal ini difatwakan oleh para pendeta Syiah, karena ajaran mereka yang sesat, kotor, senang dengan yang jorok dan cabul.
Padahal ajaran Islam telah melarang berzina, lewat firman Allah subahanahu wa Ta’ala, “Janganlah kalian mendekati perbuatan zina. Sungguh perbuatan zina itu merupakan perbuatan yang kotor dan perilaku hidup yang sangat buruk” (Tarjamah Tafsiriyah Quran Surah Al Isra 17:32)
Agama Syiah menghalalkan perzinahan berkedok nikah mut’ah. Maka miriplah mereka dengan perilaku Bahimiyah yang melacur atas nama agama. Na’udzubillah min dzalik.
Pendeta Syiah yang menganjurkan mut’ah akan memikul semua dosa pengikut Syiah yang melakukannya atas anjurannya.
Sebelumnya, fatwa pendeta Syiah tentang perzinaan juga pernah diberitakan oleh situs lppimakassar.com pada Senin 27 Mei 2013. Fatwa pendeta Syiah halalnya sex party alias mut’ah bareng di kuil Syiah. Berikut ini kutipannya.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa nikah mut’ah adalah halal lagi berberkah dalam ajaran kita. Para Nawashib (Ahlussunnah) berusaha menanamkan keraguan dan mencegah kita untuk melakukan itu karena takutnya mereka akan bertambah banyaknya jumlah anak-anak sekte kita, yang dengannya jumlah kita bertambah dan kita menjadi kekuatan yang besar.
Karena itu, kami mengajak seluruh pengikut sekte kita agar tidak sedikitpun ragu dari segala hal yang berkaitan dengan mut’ah. Pelaksanaan acara-acara seperti ini juga termasuk perkara yang dibolehkan oleh marja’ kita yang agung dengan tetap mewaspadai masuknya seorang yang bukan kaum Muslimin atau orang-orang umum ke dalam acara-acara tersebut supaya tidak melihat aurat kaum Mukminat. Mungkin inilah juga sebabnya yang membuat Sayyid al-Ya’qubi membenci mut’ah model ini.
Inilah, dan yang juga telah maklum bahwa mut’ah dengan salah seorang tentara Jaisyul Imam lebih banyak pahalanya dari selainnya karena dia telah mengorbankan darahnya demi sang Imam. Oleh karena itu, kami mengajak para Zainabiyyat agar tidak pelit (menyewakan kemaluannya) kepada mereka dimana Allah telah memberi karunia kepada Anda wahai para Mukminat berupa pemberian tubuh dan harta Anda (karena uang melacurnya dikembalikan kepada para tentara -penerj) untuk dinikmati dan dipergunakan oleh mereka.
Selain itu, kami mengharapkan saudari zainabiyyah untuk meminta izin pelaksanaan acara itu kepada salah satu perwakilan kami yang kapabel agar diawasi dan diperhatikan oleh para tentara tersebut. Wa Jazakumullahu Khaira Jaza’ al-Muhsinin.
(Cap Fatwa Muqtada Ash-Shadr)
Ttd Muqtada Ash-Shadr
23 Syawal 1426 H
Fatwa diatas mengingatkan kepada berita yang menyebutkan perkataan Vladimir Putin yang menyuruh warganya (para penganut kristen) untuk memperbanyak anak agar menandingi jumlah kaum Muslimin dengan cara berzina dengan siapa saja! Supaya banyak menghasilkan anak-anak zina dan dengan itu jumlah kaum Kristen bertambah.
Cara yang dipakai orang kafir ini ternyata dipakai juga oleh orang Syiah untuk menandingi jumlah kaum Muslimin yang jauh lebih banyak ketimbang jumlah pengikut sekte sesat Syiah. Melakukan Mut’ah (baca: zina) dimana-mana, bahkan dilakukan dengan berjamaah di tempat ibadahnya mereka, atau bahasa lainnya adalah sex party.
Jika kelak anak-anak hasil mut’ah tersebut lahir, besar kemungkinannya mereka hanya akan menjadi tentara-tentara yang akan membunuh dan menumpahkan darah kaum Muslimin, seperti yang saat ini terjadi di Suriah, dimana para tentara Syiah tersebut masing-masing berasal dari pasukan Alawiyin pemerintahan Bashar Assad, tentara Hizbullah Lebanon dan pasukan Iran.
(azm/arrahmah.com)