BENGKULU (Arrahmah.com) – Satu lagi bukti bahwa gerakan kristenisasi benar-benar jahat dan licik! Warga muslim Seluma, Bengkulu, dua hari yang lalu dihebohkan dengan beredarnya VCD dan buku berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam. VCD dan buku penghujatan Islam itu disebarkan satu paket oleh orang yang tidak dikenal. Tokoh ulama setempat menyatakan buku ini menyesatkan umat muslim.
Sejauh ini enam keping VCD dan buku dikumpulkan di Sekretariat Majelis Ulama Indonesia Seluma. VCD didapat dari warga dan guru mengaji yang menerima kiriman misterius. MUI mengimbau warga yang menerima kiriman serupa segera menyerahkannya ke pejabat desa setempat.
Dalam VCD yang sampai di meja redaksi voa-islam.com, rekaman vcd penghujatan pendeta itu berdurasi 90 menit, menampilkan ceramah kesaksian di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Dalam ceramahnya yang kental dengan logat Suroboyoan, pendeta Muhammad Ali Makrus alias Markus itu banyak mengeluarkan kesaksian dusta, adu domba dan penodaan terhadap Islam dan kaum muslimin. Perhatikan kutipan ceramah Markus beikut:
“Ketika habis dari Madinah, saya keluar ke Afghanistan. Saya dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Sebelum saya menjadi Laskar Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama Ustadz Ja’far waktu itu. Karena Laskar Jihad ini merupakan sebuah laskar yang dipersiapkan betul untuk menghadapi kelompok-kelompok orang Kristen.
Terus lahirlah FPI itu sendiri. Pada saat itu di Jawa Timur masih kosong, belum ada gerakan FPI sama sekali. Sehingga Habib Rizieq waktu itu memanggil saya. Disampaikan bahwa seluruh dewan pengurus yang ada di FPI meminta saya untuk memimpin, menjabat FPI di Jawa Timur. Karena tugas FPI ini harus diserahkan kepada orang yang punya gelar habaib. Kalau tidak ada embel-embelnya habaib, ndak boleh. Akhirnya saya pimpin. Karena pemimpin FPI harus memiliki banyak kriteria, salah satunya tidak pernah kenal kompromi sama sekali, bengis, licik, picik. Itu sudah saya program. Pada tanggal 10 Januari tahun 2004 saya dilantik…”
Beberapa kedustaan Pendeta Markus antara lain:
Pertama, Pendeta Makrus Ali mengaku, sebelum jadi pendeta, dirinya adalah seorang habib yang bergelar Habib Ali Makrus At-Tamimi. Kesaksian ini dusta besar, karena di kalangan Arab, tidak ada habib yang memakai nama fam “At-Tamimi.” Gelar “At-Tamimi” itu bukan untuk kalangan habib, tapi kalangan “Sayyid.”
Kedua, Pendeta Markus sebelum jadi pendeta dia adalah ulama pentolan pendiri Laskar Jihad dan Front Pembela Islam (FPI). Kesaksian itu seratus persen dusta. Semua pengurus DPP FPI maupun Ja’far Umar Thalib (mantan panglima Laskar Jihad) sama sekali tidak mengenal bahkan sama sekali asing mendengar nama Habib Muhammad Makrus Ali At-Tamimi.
Ketiga, Pendeta Markus mengaku pernah kuliah empat tahun di Madinah pun murni kebohongan. Karena logat Arabnya selalu keliru dalam mengutip ayat Al-Qur’an. Misalnya: kata “ruhulloh” dibaca “roholulloh”, padahal anak TK Islam semuanya tahu bahwa huruf Arab itu tidak ada yang berbunyi “ho.” Kata “hattaa” dibaca “haataa”, surat “az-zukhruf” dibaca “as-sukruf,” dan seterusnya. Mungkinkah orang yang tidak bisa berbahasa Arab jadi mahasiswa di perguruan tinggi Arab?
Keempat, Pendeta Markus menceritakan bahwa ia dipercaya untuk melihat sumur Zamzam di Madinah karena ia memiliki gelar habib. Dusta ini sungguh menggelikan, karena semua orang tahu kalau sumur Zamzam itu ada di Mekkah, bukan di Madinah.
Kelima, Pendeta Markus menuding Ka’bah Baitullah dihuni oleh 8.888 jin yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Al-Fitiri. Karenanya umat Islam yang mencium Hajar Aswad ketika ibadah haji sama dengan mencium jin yang harus diperiksakan ke psikiater. Uraian ini tidak ada dasarnya sama sekali, melainkan halusinasi yang ditanamkan kepada jemaat gereja supaya bersikap alergi Islam.
Dari mana Pendeta Markus tahu kalau Ka’bah dihuni oleh 8.888 jin? Literatur kitab apa yang dibacanya? Jika tidak dari literatur, berarti tudingan itu hanya halusinasi pendeta Kristen yang mengaku bisa melihat dan menghitung jumlah jin. Padahal jin adalah makhluk gaib yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala.
Yang bisa melihat jin adalah bangsa jin sendiri. Jika Pendeta Markus mengaku bisa melihat dan menghitung ribuan jin, apakah ia hendak mengatakan bahwa pendeta adalah bangsa jin yang bisa melihat makhluk halus? (voa-islam/arrahmah.com)