NEW DELHI (Arrahmah.id) — Salah satu pendeta Hindu radikal di India, Jairam Mishra, mengotot negaranya harus menjadi negara Hindu.
“Kami harus berubah seiring waktu. Sekarang kita harus memotong setiap upaya yang berlawanan dengan agama Hindu,” tutur Mishra seperti dikutip AFP (12/8/2022).
India saat ini masih menerapkan prinsip negara sekuler dengan hukum nasional dan multikultural peninggalan dari salah satu perintis negara itu, Mahatma Gandhi. Ia berhasil membawa kemerdekaan India pada 1947.
“Semua orang harus mendapat kesetaraan status, apapun agama mereka. Negara ini disatukan dengan prinsip sekuler,” ujar Gandi yang disebut amat taat menjalankan ajaran Hindu.
Gandhi sendiri tewas terbunuh oleh seorang Hindu radikal setelah Pakistan memisahkan diri dari India pada 1947.
Seiring waktu, populasi India semakin melonjak. Kini warga Hindu jauh menjadi mayoritas dengan komposisi 1,4 miliar orang.
Kelompok Hindu radikal pun kian menyuarakan India harus berdasarkan prinsip-prinsip Hindu, mengubah status negara itu dari paham sekuler. Situasi ini semakin membuat resah kaum minoritas, termasuk 210 juta warga muslim di negara itu.
Terlebih, India kini dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modhi yang didukung partai sayap kanan Hindu, Bharatiya Janata (BJP). Desakan agar India menjadi negara Hindu pun semakin kencang.
Mishra bahkan menganggap paham-paham Gandhi yang meletakkan dasar sekularisme di India sudah usang diterapkan saat ini.
“Gandhi mengatakan jika seorang menampar pipi Anda, berikan sisi satu lagi. Umat Hindu secara umum amat damai dan tenang dibandingkan agama lain,” kata Mishra.
“Mereka bahkan enggan membunuh nyamuk, tapi ada komunitas lain yang mengeksploitasi pola pikir ini dan tetap berusaha mendominasi kami kecuali kami berubah,” ia melanjutkan argumentasinya.
Arah perubahan ideologi di India ini pun perlahan sudah dilakukan di era Modi selama delapan tahun berkuasa.
Sebuah kuil besar sedang dibangun di kota suci Hindu Ayodhya. Sejumlah penganut fanatik Hindu pun dilaporkan menghancurkan masjid era Mughal tiga dekade lalu.
BJP juga mendukung pembangunan patung raja India, Chhatrapati Shivaji, senilai US$300 juta di lepas pantai Mumbai. Shivaji merupakan raja yang berhasil meruntuhkan kekuasaan dinasti Islam Mughal di India.
Situasi itu semakin memicu kekerasan di antara kelompok agama yang menewaskan lebih dari seribu orang di seluruh India.
Di sisi lain, Modi berhasil mengubah wajah India dengan fasilitas umum yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Upaya itu memang membawa kegembiraan bagi rakyat India.
Salah satu pengkritik Modi, Syed Feroz Hussain, mengakui upaya Modi sukses sejauh ini dalam membangun infrastruktur.
“Dorongan infrastruktur, jalan, proyek tepi sungai dan kebersihan, semua menjadi lebih baik,” tutur Hussain.
Meski demikian, pria muslim yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit itu mengaku khawatir terhadap masa depan keluarganya di India.
“Tidak seperti sebelumnya, sekarang banyak sekali kekerasan dan pembunuhan atas nama agama serta ketegangan dan kebencian yang terus-menerus,” ucap Hussain. (hanoum/arrahmah.id)