SUEZ (Arrahmah.com) – Pengunjuk rasa di Mesir membakar gedung pemerintah di kota pelabuhan Suez, saksi mata mengatakan protes terhadap pemerintahan Hosni Mubarak terus berlanjut di Mesir.
Pengunjuk rasa melemparkan bom molotov ke gedung pemerintah pada Rabu (26/1/2011), pembakaran dan pelemparan bom juga dilakukan di markas partai yang berkuasa, Partai Demokrasi Nasional, seperti yang dilaporkan AFP.
Ribuan penduduk Mesir turun ke jalan di seluruh negeri untuk melanjutkan aksi unjuk rasa yang belum pernah terjadi sebelumnya, menentang larangan pemerintah yang sebelumnya diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Pengunjuk rasa membakar ban dan melempari polisi dengan batu di Kairo sementara polisi anti huru-hara yang bersenjata lengkap telah dikerahkan di kota-kota besar untuk membubarkan masa yang menentang aturan presiden tiga dekade, Mubarak.
Bentrokan dilaporkan terjadi di kota Alexandria dan Suez, di mana tentara keamanan menggunakan meriam air, gas air mata, pentungan dan peluru karet untuk membubarkan massa.
Setidaknya 70 orang-55 pengunjuk rasa 15 polisi-terluka dalam bentrokan di Suez.
Para pejabat keamanan mengatakan sekitar 700 orang telah ditangkap sejauh ini dan sedikitnya empat orang termasuk seorang polisi telah tewas dalam dua hari.
Laporan mengatakan bahwa putra Mubarak, Jamal Mubarak yang dianggap akan menggantikannya, melarikan diri bersama keluarganya ke Inggris pada Selasa lalu.
Sementara itu, pemrotes telah mengumumkan melakukan pemogokan umum di seluruh negeri.Menurut situs resmi oposisi negara itu, Ikhwanul Muslimin, pemogokan umum akan terjadi selama hari Rabu dan Kamis.
Seorang mantan utusan Liga Arab untuk PBB mengatakan revolusi Tunisia adalah inspirasi dunia Arab yang dipakai oleh negeri-negeri dengan rezim diktator.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Clovis Maksoud, mengatakan “revolusi Tunisia merupakan salah satu peristiwa paling inspiratis di dunia Arab di waktu kontemporer ini”. (haninmazaya/arrahmah.com)