TEL AVIV (Arrahmah.id) – Telah terjadi lebih banyak protes besar di “Israel”, menuntut Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.
Ada sekitar 58 tawanan yang masih ditahan di Gaza, 34 di antaranya menurut militer “Israel” telah tewas.
Anggota keluarga para tawanan dan para pendukung mereka berunjuk rasa, dengan ketegangan yang meningkat antara mereka dan polisi di Tel Aviv pada Sabtu (29/3/2025), menurut laporan Al Jazeera.
Para demonstran mengutuk keputusan pemerintah untuk kembali berperang, dan mengangkat tinggi-tinggi foto-foto anggota keluarga mereka yang ditawan. Mereka mengatakan bahwa mereka meminta pemerintah “Israel” bertanggung jawab atas nyawa mereka.
Protes pada Sabtu terjadi ketika sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, merilis sebuah video berjudul “Time is Running Out”, yang mengklaim bahwa seorang tawanan “Israel” di Gaza menyerukan kepada pemerintah untuk membebaskannya, video kedua yang disebarkan oleh kelompok itu dalam beberapa hari terakhir.
Kelompok kampanye Hostages and Missing Families Forum mengidentifikasi pria tersebut sebagai Elkana Bohbot, yang diculik dari lokasi festival musik di “Israel” selatan selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengarah pada kampanye terbaru “Israel” terhadap Gaza.
Rekaman tersebut berdurasi lebih dari tiga menit, menunjukkan Bohbot berbicara dalam bahasa Ibrani dan memohon kebebasannya. (haninmazaya/arrahmah.id)