KABUL (Arrahmah.com) – Meskipun akhir-akhir ini menghadapi perlawanan mujahidin yang semakin kuat, salah seorang pejabat tinggi AS mengatakan bahwa konflik Afghan tidak mencapai titik kegawatan, sembari meminta waktu lebih banyak untuk mengevaluasi kebijakan perang Barack Obama di negeri tersebut.
“Saya tidak pernah berpikir bahwa kami ada dalam tingkatan krisis tertinggi, meskipun Taliban selalu berusaha untuk menggulingkan pemerintah,” kata penasihat keamanan nasional AS, Jim Jones, dalam sebuah wawancara pada hari Minggu (9/8) malam.
Jones, seorang jenderal purnawirawan angkatan laut AS yang berpengalaman di Afganistan, mengatakan AS akan menunggu sampai akhir tahun untuk memperoleh evaluasi atas hasil strategi perang Presiden Obama yang diterapkan di Afghanistan.
Dia mengatakan bahwa Washington tidak akan mengabaikan pengiriman tentara tambahan kepada Afganistan untuk mengencangkan stabilitas keamanan negara tersebut.
“Strategi Obama terlalu baru untuk dievaluasi,” kata Jones.
“Jika saja ada hal lain yang kami perlu lakukan dengan menyertakan pasukan atau pendukung lainnya … seperti untuk mengembangkan perekonomian, atau mendampingi keberfungsian pemerintah Afghanistan, kami akan dengan mudah melakukannya,” tambahnya.
Sementara itu, laporan terakhir memperlihatkan peningkatan kekerasan di Afghanistan yang bertepatan dengan pekan terakhir masa kampanye pemilihan presiden 20 Agustus mendatang. Mujahidin Taliban menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah menghendaki proses demokrasi semacam itu dan berjanji untuk mengacaukannya.
Berita ini datang beberapa jam setelah Jenderal Stanley McChrystal, pimpinan tertinggi militer AS di Afghanistan yang mengatakan bahwa Taliban telah memperluas perlawananya, dan ia pun mengingatkan tentara AS harus berhati-hati agar tidak terjadi peningkatan jumlah korban di dalam tubuh angkatan perang internasional.
Ada sekitar 62.000 personil pasukan AS dan 39.000 pasukan sekutu di Afghanistan. Sebanyak 21.000 orang pasukan salibis AS lainnya akan dikirim dalam rangka menguatkan pasukan internasional yang telah ada di Afghanistan. (Althaf/arrahmah.com)