BIMA (Arrahmah.com) – Mencuatnya isu bom buku di Kota Bima Nusa Tenggara Barat, sebagai respon berlebihan dan tidak profesionalnya Polisi Resort Bima Kota dari pengiriman paket buku Tazkiroh Ustadz Abubakar Ba’asyir oleh JAT Nusa Tenggara ke Polres Bima Kota dan sejumlah Polsek di wilayah Kota Bima pekan kemarin, melahirkan tanda Tanya dan rasa penasaran yang sangat besar dari beberapa kalangan.
Di antara pihak yang penasaran dengan pembagian buku Tazkiroh tersebut, datang dari tubuh kepolisian sendiri. Kapolres Dompu dan Komandan Brimob Bima adalah dua pucuk pimpinan kepolisian di wilayah NTB yang sangat penasaran dengan buku tersebut. Setelah isu itu beredar, justru dua pejabat kepolisian ini menghubungi pimpinan JAT untuk meminta buku tersebut.
Kapolres Dompu, Benny Basir, langsung menghubungi Amir JAT Mudiriyah Dompu, Ustadz Taqiyuddin, untuk meminta buku tersebut. Begitu semangatnya ingin mendapatkan buku tersebut, Kapolres ini ingin mendatangi langsung rumah Ustadz Taqiyuddin. Tidak hanya itu, ketika ditawarkan untuk diserahkan secara resmi di kantornya pada hari Jum’at dia merasa terlalu lama. Akhirnya buku tersebut diserahkan secara resmi oleh Amir Sariyah Dawlam JAT Wilayah Nusa Tenggara, Asikin bin Manshur didampingi Ustadz Taqiyuddin dan anggota JAT lainnya, Selasa pagi tadi.
Ketika menerima lima paket Tazkiroh untuk Polres dan empat Polsek di wilayah Dompu, Kapolres yang melazimi puasa Senin, kamis ini, menyatakan senang dan berterima kasih, Selama hampir dua jam Pak Benny menerima rombongan JAT dengan diskusi masalah Islam. “Saya akan baca isi bukunya dan pekan depan, saya akan menghubungi Ustadz Taqiyuddin” Tegasnya.
Sementara Amir Sariyah Dawlam JAT NUSRA, dalam menyerahkan paket itu mengatakan, Paket tersebut berisi Tazkiroh (nasehat dan peringatan karena Allah), dari seorang ulama yang jujur dan lurus, sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayangnya kepada ummat. Terutama kepada penguasa, anggota DPR dan aparat di bidang hukum yang mengaku muslim. Dengan demikian, Ustadz Abubakar Ba’asyir telah menyelesaikan kewajibannya kepada ummat Islam. Beliau menyatakan dalam Tazkiroh Itu.
” Yaa Allah saksikanlah bahwa kalimatmu sudah saya sampaikan menurut kemampuan saya.”`Oleh karena itu harap dibaca dan dibagikan kepada anggota Bapak yang beragama Islam. Kalau ada isi buku yang kurang dipahami atau tidak bisa diterima, kami telah menyiapkan tim dialog dan kami siap berdialog dengan pihak manapun ” tegas Asikin.
Ustadz Taqiyuddin menggambarkan isi Tazkiroh itu sebagai obat. Kalau dibaca di bagian awalnya pahit, tetapi bagian akhirnya adalah penawar yang menyegarkan rohani para pembacanya.
Ketika ditanya oleh wartawan yang telah menunggu di luar ruang Kapolres, Apakah kunjungan JAT ini ada kaitan dengan kasus penembakkan lima muslim oleh Densus 88 di Dompu kemarin? Asikin menegaskan,”Kunjungan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus penembakkan kemarin. Kunjungan ini adalah satu agenda JAT Wilayah Nusa Tenggara, membagikan buku Tazkiroh II Ustadz Abu Bakar Ba’asyir kepada pihak kepolisian.
Kemudian ditanyakan juga, mengapa buku ini hanya dibagikan kepada kepolisian? “Buku ini tidak hanya dibagikan kepada pihak kepolisian, tetapi kepada pemerintahan, pengadilan, kejaksaan, anggota DPR. Dan aparat hukum dari tingkat pusat sampai kecamatan. hanya saja kami tidak mendapat kiriman buku Tazkiroh I untuk pemerintahan,” jawabnya kembali. (bilal/Ibnu Manshur/arrahmah.com)