WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebagian pasukan kafir AS dan aliansi di Afghanistan kemungkinan bisa mempercepat penarikan diri mereka dari yang diperkirakan, akhir 2014, berdasarkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Anders Fogh Rasmussen.
“Dari sekarang hingga akhir 2014 kita akan menyaksikan pemberitahuan penarikan kembali, menarik mundur atau mundur,” kata Rassmussen kepada Guardian dalam sebuah wawancara.
“Jika situasi keamanan memungkinkan, Saya tidak akan mengesampingkan kemungkinan bahwa di daerah tertentu kalian bisa mempercepat prosesnya (mundur).”
Sekjen NATO itu melanjutkan bahwa pilihan untuk penarikan pasukan telah didiskusikan dan salah satu cara harus diperjelas dalam waktu tiga bulan.
Komentar Rassmussen tersebut muncul setelah hampir seluruh politisi AS mengakui bahwa perang di Afghanistan mengalami kegagalan yang total dan sempurna. Baik pemerintahan Obama maupun kampanye capres Romney sepakat bahwa pasukan AS harus ditarik dari Afghanistan pada tahun 2014.
Sementara itu menurut Mujahidin, telah banyak pasukan AS-NATO yang mundur dan meninggalkan pangkalan-pangkalan besar mereka di kota-kota Afghan, bahkan beberapa pangkalan sengaja dihancurkan sendiri oleh mereka. Perang yang gagal dan kekalahan yang memalukan telah meruntuhkan semangat tempur mereka.
Sebuah laporan dari ISAF di Afghanistan yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa serangan-serangan Mujahidin terhadap pasukan AS dan NATO terus meningkat. ISAF mencatat sekitar 3000 serangan dilancarkan oleh Mujahidin setiap bulan selama tiga bulan terakhir di tahun 2012, berarti hampir 9000 serangan Mujahidin menghantam pasukan musuh pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Sementara menurut survei PBB, jumlah serangan Mujahidin pada tahun 2010 mencapai rata-rata 18000, sedangkan total serangan Mujahidin terhadap pasukan musuh pada tahun 2011 mencapai 21945 serangan. Mujahidin Taliban tetap kuat seperti sebelumnya, dan rezim boneka Kabul serta pasukan aliansi salibis lemah tidak bisa mengalahkan mereka.
Rassmussen juga mengakui bahwa efektifitas strategi infiltrasi Taliban ke dalam pasukan yang dilatih AS, yaitu pasukan boneka Afghan, yang berulangkali menewaskan tentara AS-NATO. Pihak musuh juga mengakui bahwa serangan pihak dalam atau juga disebut “Green-on-blue attacks” telah meningkat dalam belakangan ini, dan mencatat bahwa sekitar 50 tentara NATO telah tewas selama tahun ini.
Tak hanya itu, serangan pihak dalam juga telah merusak kepercayaan di antara kedua pihak yang bersekutu dan kepercayaan diri para tentara AS-NATO.
“Tidak diragukan lagi, serangan-serangan pihak dalam telah merusak kepercayaan dan kepercayaan diri, sama sekali,” kata Rassmussen.
Jenderal tinggi AS di Afghanistan, John Allen, mengatakan kepada CBC pekan ini bahwa dia marah besar akibat taktik tersebut.
Tetapi tidak semua “Green-on-blue attacks” adalah murni infiltrasi Taliban, banyak juga para tentara/polisi Afghan yang memang sebelumnya benar-benar mengabdi untuk rezim boneka Kabul kemudian sadar diri dan berbalik senjata ke arah pasukan aliansi salibis, hal ini pun diakui dan dipuji oleh Taliban dengan mengatakan mereka sebagai pahlawan. (siraaj/arrahmah.com)