(Arrahmah.com) – Mesir dan Palestina semakin memanas dalam seminggu terakhir ini. Pemicunya serangan misterius yang menewaskan belasan tentara perbatasan Mesir di Sinai pada Ahad malam (5/8/2012).
Juru bicara militer penjajah zionis Israel menuding kelompok salafi jihadi Mesir dan mujahidin Gaza sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Militer Mesir mengamini tudingan ‘tuan’nya itu dan buru-buru membombardir desa-desa dan kota-kota di Sinai tanpa proses penyidikan dan secuil pun bukti. Bombardir brutal itu menewaskan 30 warga yang oleh militer Mesir dituding ‘bersenjata’.
Mujahidin Al-Qaeda Serambi Al-Aqsha, kelompok salafi jihadi Mesir dan mujahidin Gaza sendiri menolak tudingan tak berdasar itu. Para politikus di Mesir juga menengarai serangan itu murni rekayasa intelijen Israel dan Mesir. Serangan itu ditengarai bertujuan ganda; menutup penyeberangan Rafah untuk mengembargo ekonomi kaum muslimin Gaza, menggagalkan pemerintahan Mursi dan mengadu kelompok salafi jihadi Mesir dengan Ikhwanul Muslimin dan militer Mesir.
Seorang peneliti dan analisis pada Yayasan Dakwatul Haq, Muhammad bin Abdullah Mahmud, menurunkan analisanya tentang pihak yang bertanggung jawab atas serangan misterius itu dan dampaknya bagi Mesir, Palestina, Lebanon dan Suriah. Analisanya dirilis oleh situs resmi Yayasan Dakwatul Haq. Berikut ini terjemahannya.
***
Penangkapan mentri Lebanon Michael Samahah membongkar kedok pihak yang membunuh tentara perbatasan Mesir
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika engkau ingin mengetahui pelaku misterius sebuah peristiwa, maka engkau harus mencari pihak yang mengambil keuntungan dari peristiwa tersebut. Sebaliknya jika engkau ingin mengetahui secara yakin bahwa salah satu pihak tertentu tidak bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut, maka engkau harus melihat sejauh mana ia mengalami kerugian akibat peristiwa tersebut.
Siapa pihak yang mengambil keuntungan dari pembunuhan terhadap tentara perbatasan Mesir? Setiap orang hampir bisa menyepakati bahwa Israel adalah pihak yang meraih keuntungan terbesar dari tindakan pembunuhan itu.
Meski demikian, pemerintahan Mesir yang direpresntasikan oleh aparat keamanan (kepolisian), tentara dan intelijen Mesir tetap ngotot menyingkirkan tuduhan terhadap Israel, sebaliknya melayangkan tuduhan kepada para aktivis jihad, padahal para aktivis jihad sendiri menyangkal kaitan mereka dengan peristiwa itu dan mereka menyatakan bahwa peristiwa itu hanya melayani kepentingan Israel yang sedang gemetar ketakutan oleh gencarnya operasi-operasi mujahidin terhadap Israel dari kawasan Sinai, sehingga Israel ingin menghentikan operasi mujahidin dengan cara apapun.
Hal yang menimbulkan banyak pertanyaan dan menarik tanda Tanya besar adalah tentara nasional Mesir, aparat keamanan (kepolisian) Mesir dan intelijen Mesir bergerak dengan cepat dan kekuatan sangat besar ke kawasan Sinai, meskipun mereka tidak mengetahui sosok pelaku serangan itu.
Bukan rahasia lagi bahwa serangan sangat cepat dan besar kekuatan militer, kepolisian dan intelijen Mesir terhadap para aktivis jihad di Sinai itu tidak saja merealisasikan tujuan Israel; namun juga perangkap dan dorongan bagi presiden Muhammad Mursi yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin untuk melakukan bentrokan dengan para aktivis jihad yang merupakan salah satu unsur penting dalam perjuangan umum Islam.
Sebelumnya kami telah mengingatkan bahwa tidak lama setelah Muhammad Mursi meraih kursi kepresidenan, secara khusus musuh-musuh Mursi di dalam negeri Mesir akan berusaha menggagalkan kepemimpinannya dengan cara merancang berbagai peristiwa dan krisis. Kami telah mengingatkan hal itu dalam artikel kami yang berjudul Al-Qaul al-mufid fi ta’amul as-salafiyah al-jihadiyah ma’a duktur Muhammad Mursi rais Mishra al-jadid, penjelasan yang bermanfaat tentang interaksi salafi jihadi Mesir dengan Dr. Muhammad Mursi presiden baru Mesir.
Serangan terhadap tentara Mesir di Sinai memiliki tujuan utama memutus dukungan rakyat Mesir terhadap mujahidin dan operasi-operasi jihad mereka yang penuh berkah. Terkhusus lagi karena sebagai wakil umat Islam, mujahidin sukses menghentikan ekspor gas Mesir kepada musuh umat Islam, penjajah zionis. Hal itu terjadi setelah mujahidin melakukan 17 kali operasi serangan terhadap jaringan pipa gas Mesir-Israel. Selama 17 kali operasi itu, tidak seorang pun warga Mesir yang jatuh sebagai korban. Kesuksesan itu adalah prestasi luar biasa yang belum pernah mampu direalisasikan oleh demonstrasi-demonstrasi dan petisi-petisi para tokoh Mesir yang menuntut pemerintah Mesir menghentikan pengiriman gas kepada penjajah zionis Israel.
Aliran jihad berlepas diri dari membunuh orang-orang yang tidak bersalah
Aliran perjuangan jihad internasional telah puluhan kali mengumumkan, melalui pernyataan seluruh ulama dan komandan jihadnya bahwa mereka berlepas diri dari pengeboman-pengeboman yang menargetkan kaum muslimin yang aman di pasar-pasar mereka, masjid-masjid mereka dan jalanan-jalanan mereka.
Syaikh Athiyatullah Al-Libi, salah seorang mufti besar kelompok Al-Qaedah, telah mengumumkan dengan sangat jelas bahwa hancur dan lenyapnya kelompok Al-Qaedah lebih remeh daripada menumpahkan darah seorang muslim.
Meski demikian, media massa yang memusuhi aliran jihad tetap saja mengaitkan serangan-serangan seperti ini kepada mujahidin dan menuding mujahidin sebagai pelakunya. Padahal mujahidin sendiri berlepas diri darinya. Mujahidin tidak pernah takut mengumumkan tanggung jawab mereka atas sebuah operasi yang memang mereka lakukan. Pernyataan-pernyataan resmi mereka membuktikan hal itu.
Apa keuntungan yang diraih oleh mujahidin dari melakukan operasi yang di dalamnya orang-orang Islam dibunuh sehingga musuh-musuh Islam bisa memperalat operasi itu untuk memperburuk citra manhaj mereka? Operasi-operasi serangan yang secara sengaja membunuh orang-orang Islam seperti itu hanya akan menguntungkan musuh-musuh Islam.
Di Irak, musuh-musuh Islam yaitu aliansi penjajah AS dan antek-anteknya dari kalangan Syiah Rafidhah berusaha untuk memutus dukungan dan simpati rakyat muslim sunni terhadap mujahidin. Maka aliansi salibis AS dan Syi’ah Rafidhah melakukan banyak operasi peledakan di pasar-pasar dan tempat-tempat umum kaum muslimin sunni, juga membunuh dan menghilangkan banyak warga muslim sunni. Tujuannya menimbulkan kemarahan dan kebencian rakyat muslim sunni terhadap mujahidin.
Di Pakistan, orang-orang bayaran Black Water dan antek-antek Amerika melakukan peledakan-peledakan di dalam pasar-pasar dan masjid-masjid untuk membangkitkan permusuhan rakyat Pakistan terhadap mujahidin. Mujahidin sendiri telah menyangkal keterlibatannya dalam peledakan-peledakan itu dan menyebut peledakan-peledakan itu sebagai kejahatan, seperti sangat jelas bisa dibaca dari surat-surat syaikh Usamah bin Ladin bersama para jajaran pimpinan Al-Qaedah, yang kami terbitkan dengan judul Ba’da qira’ah muta’ammiqah lir-rasail al-mansubah lil-qa’idah…lam nazdad fi qa’idatil jihad illa tsiqatan wa I’tizazan, (Setelah membaca secara mendalam surat-surat yang dinyatakan tulisan Al-Qaedah, kami semakin mantap dan bangga dengan kelompok Al-Qaedah). Meski demikian, musuh Islam dan media massa yang memusuhi Islam tetap saja ngotot menuding mujahidin sebagai pelaku peledakan-peledakan seperti itu.
Penangkapan mentri Michael Samahah adalah bukti nyata
Mari kita bayangkan, seandainya terjadi 24 peledakan dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berturut-turut di kawasan Kristen di Lebanon, lalu Patriach Shofir pendeta Kristen Maronit tewas, beberapa tokoh masyarakat tewas dan banyak warga tewas di temapt-tempat umum, kemudian ada sebuah kelompok sunni misterius mengau bertanggung jawab atas peledakan-peledakan tersebut!
Bukankah skenario seperti itu sudah cukup untuk memicu perang ‘saudara’ dalam negeri Lebanon untuk mengalihkan perhatian dunia dari peristiwa yang tengah terjadi di Suriah? Dengan begitu rezim Bashar Asad mampu mengembalikan kendali inisiatif dalam menghadapi revolusi bersenjata rakyat Suriah?!!
Bukankah hal itu akan memunculkan konspirasi baru dunia internasional untuk melucuti senjata kekuatan mujahidin sunni bersenjata di Suriah, setelah terlebih dahulu dilabeli ‘teroris’??!!
Bukankah hal itu merupakan kesempatan bagi kelompok Hizbullah Syiah Lebanon dan Iran untuk keluar dari posisi sulitnya saat ini karena dukungan dan keterlibatan keduanya dalam kejahatan yang dilakukan oleh rezim Suriah??!!
Bayangan kemungkinan di atas dan lebih banyak lagi kemungkinan lainnya akan timbul jika saja rencana jahat mengerikan rezim Suriah melalui salah satu anteknya di Lebanon, mentri Mitchal Samahah, terlaksana. Mentri Samahah ditangkap basah saat membawa dan memiliki 24 bom dari berbagai jenis. Bom-bom itu ia terima dari direktur intelijen Suriah, sang kriminil Ali Mamluk dengan tujuan meledakkannya di kawasan-kawasan Kristen, membunuh sejumlah pemimin Kristen terutama patriarch Shofir, lalu menuding kelompok-kelompok Islam sunni sebagai pelakunya!!
Allah menakdirkan lain. Seperti diberitakan oleh media massa, orang yang ditugaskan oleh mentri Mitchal Samahah untuk melakukan operasi pengeboman itu melaporkan rencana operasi itu kepada aparat keamanan Lebanon. Aparat Keamanan Lebanon sangat terkejut oleh informasi itu dan sulit mempercayai kebenaran laporan itu. Aparat keamanan Lebanon lalu menyerahkan kamera perekam rahasia kepada laki-laki itu dan menyuruhnya untuk merekam aksi sang mentri. Tugas itu benar-benar dilaksanakan oleh laki-laki itu. Ia merekam sang mentri memindahkan bom-bom tersebut dari kotak mobil pribadinya ke mobil yang lain. Ia juga merekam sang mentri menyerahkan uang sebanyak US $ 170.000 kepada dirinya agar ia mencari sejumlah orang yang terpercaya untuk melakukan peledakan-peledakan tersebut.
Ketika aparat keamanan Lebanon menggerebek rumah sang mentri Mitchal Samahah dan menangkapnya dengan pakaian tidurnya, kelompok Hizbullah Syiah Lebanon segera ‘menyerang’ aparat keamanan Lebanon yang melakukan penangkapan dan menuding penangkapan itu sebuah konspirasi jahat! Namun sang mentri mengakui semuanya setelah ditunjukkan rekaman video dan saksi!!!
Begitulah, kalian bisa melihat sendiri bagaimana seorang mentri menyiapkan serangan-serangan terorisme dan terlibat langsung dengan mengangkut bom-bom dalam mobil pribadinya??!!
Masihkah kalian merasa aneh jika orang-orang yang dirugikan oleh operasi-operasi jihad melalui perbatasan di Sinai dan orang-orang yang dirugikan oleh pemerintahan presiden Muhammad Mursi mengatur operasi serangan yang menewaskan belasan tentara perbatasan Mesir?
Muhammad bin Abdullah Mahmud
Peneliti dan analis pada Dakwat el-Haq Foundation for study dan risearch
(muhib almajdi/arrahmah.com)