JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengamat intelejen, Umar Abduh, ketika berbicara melalui telepon dengan arrahmah.com, dengan tegas mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi kemarin (Rabu 8/5 2013) di beberapa tempat yakni Batang, Bandung, Kebumen, adalah settingan Densus 88.
Lebih lengkap dia mengatakan, “Tergantung target dan skenario Polri, kalau targetnnya harus dibunuh, harus mati ya seperti terjadi di Batang, dan di Bandung itu tadi, pertanyaannya apakah penegakan hukum itu harus seperti itu, ini jelas settingan Densus, karena sejak sebelum menangkap beberapa orang yang di Bangka (Mampang Jakarta Selatan red) itu telah memonitor selama satu bulan, memonitor itu memang tujuannya untuk dipakai.”
Menurut Umar, sda yang memonitor di setiap aktivitas dan tempat orang -orang yang dijadikan target dan sasaran oleh polisi, dengan cara menyusupkan orang ke dalamnya. “Monitor itu tahu pasti ada yang disusupkan, pasti ada yang difasilitasi, kan dari situ laporannya,tidak mungkin tahu ada berapa orang di situ , posisinya mencil seperi itu. Itu menunjukan semua sudah ada fasilitasi , sudah diatur, sudah disetting termasuk settingan itu mengundang media” katanya.
Pemerintah telah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang masyarakat berharap bisa meminimalisir hal-hal seperti ini bahkan menghilangkannya. Namun, “BNPT gak jalan, yang ada BNPT ikut serta dengan Densus memprovokasi masyarakat menyudutkan dan meradikalisasi masyarakat untuk menjadi teroris,” kata Umar.
Skenario peristiwa kemarin, memunculkan banyak pertanyaan di benak masyarakat Muslim disebabkan keganjalan yang ada. Salah satunya di Bandung, yang disiarkan langsung oleh stasiun tv, pucuk pimpinan Polri hadir di tempat kejadian, pewarta dari berbagai media masa yang stand by, juga seabrek pasukan bersenjata diturunkan untuk segelentir orang yang sesungguhnya bisa ditangani oleh polisi setingkat polsek.
Isu Islam dan teroris adalah yang paling murah di negeri ini, semua orang bisa memunculkannya, termasuk polisi, tetapi bernilai dan berdampak besar dan luas, dari mulai berlimpahnya materi untuk aparat, yang bertugas pada lingkup itu, hingga bermuara pada stigmatisasi Islam dan kaum muslimin itu sendiri.
(azmuttaqin/arrahmah.com)