TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pemukim Yahudi menyerang dan menghancurkan desa-desa Palestina di Tepi Barat yang diduduki selama dua hari terakhir, menyusul laporan hilangnya dan kematian seorang remaja ‘Israel’.
Pada Jumat malam (12/4/2024), pasukan ‘Israel’ melancarkan pencarian terhadap Benjamin Achimeir yang berusia 14 tahun – yang dilaporkan hilang – ketika pemukim ilegal Yahudi memasuki dan menghancurkan desa Al-Mughayyir di Tepi Barat, timur laut Ramallah.
Pasukan keamanan kemudian dilaporkan menemukan jenazah Achimeir di dekat desa pada Sabtu (13/4), dan pihak berwenang ‘Israel’ mengklaim dia telah terbunuh dalam serangan teror.
Menyusul laporan tersebut, para pemukim kemudian kembali ke pinggiran Al-Mughayyir, membakar dua rumah dan beberapa mobil, sementara juga merusak desa terdekat Douma dengan membakar beberapa rumah di sana, menurut kantor berita Palestina WAFA.
Akibat serangan teror pemukim tersebut, pejabat kesehatan Palestina menyatakan setidaknya satu orang syahid dan 25 lainnya luka-luka. Mengenai orang Palestina yang terbunuh, tidak diungkapkan atau diidentifikasi apakah dia ditembak oleh pemukim atau pasukan keamanan ‘Israel’, meskipun keduanya dilaporkan bekerja sama dan beroperasi bersama selama serangan yang gencar.
Orang lain yang dipukuli secara brutal oleh para pemukim adalah Shaul Golan, seorang jurnalis dan fotografer ‘Israel’ untuk outlet berita Yedioth Ahronoth.
Berbicara kepada outlet Ynetnews, Golan mengenang bahwa “Saya sedang berjalan di sekitar desa mengambil foto ketika saya melihat sekelompok orang Yahudi bertopeng muncul dari kebun zaitun terdekat, berjalan berkeliling… seolah-olah itu adalah kota mereka sendiri. Saya merekam saat mereka membakar rumah”.
Ketika dia berusaha bersembunyi di bawah meja di salah satu rumah yang terbakar, para pemukim melihatnya dan “memukul saya tanpa ampun, mematahkan jari saya dan mengambil tas saya untuk membakar semua peralatan fotografi di dalamnya. Kemudian mereka menggeledah saku saya untuk mencari kartu memori untuk memastikan saya tidak memiliki rekaman apa pun tentang apa yang mereka lakukan”.
Setelah memberitahu mereka bahwa dia bukan orang Palestina melainkan seorang Yahudi ‘Israel’, mereka mempermalukannya karena melaporkan tindakan dan kekejaman mereka. Dia mengungkapkan bahwa beberapa pemukim “berseragam IDF dan memegang senjata. Ada 20 atau 30 orang yang memukuli saya saat saya berteriak minta tolong, berharap tentara akan mendengar saya. Tapi mereka adalah tentara… Ada kebencian di mata mereka”.
Menyusul serangan teror yang dilakukan oleh para pemukim, Menteri Pertahanan ‘Israel’Yoav G allant menyatakan di X bahwa “Saya mengimbau masyarakat, biarkan pasukan keamanan bertindak cepat dalam memburu para teroris. Tindakan balas dendam akan mempersulit prajurit kita dalam menjalankan misinya. Hukum tidak boleh main hakim sendiri.” (zarahamala/arrahmah.id)