TEL AVIV (Arrahmah.id) – Menteri Keamanan “Israel” Itamar Ben-Gvir dikecam oleh para pemukim setelah mengunjungi lokasi penembakan mematikan di Yerusalem Timur yang diduduki Jumat malam (27/1/2023).
Pemukim menganggap Ben-Gvir bertanggung jawab atas pembunuhan setidaknya tujuh orang “Israel” di tangan Khairy Alqam, menurut media “Israel”.
Serangan di permukiman Neve Yaakov ini diklaim oleh Brigade Syuhada Al-Aqsa dan terjadi sebagai tanggapan atas pembunuhan 10 warga Palestina oleh tentara “Israel” pada hari Kamis (26/1) di Tepi Barat yang diduduki.
Sejumlah pemukim yang marah menghadapi Ben-Gvir saat dia mengunjungi lokasi penyerangan. Beberapa mengatakan kepadanya, “pembantaian ini terjadi di bawah masa jabatan Anda sebagai menteri,” lapor Yedioth Ahronoth.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan konfrontasi verbal antara para pemukim dan Ben-Gvir, seorang ekstrimis sayap kanan yang terus menyerukan peningkatan permukiman.
Ben-Gvir dikepung oleh polisi selama konfrontasi.
“Mereka [Palestina] membunuh kami, itu ada dibawah kekuasaan Anda! Kematian bagi para teroris!” beberapa pemukim berteriak.
Ben-Gvir “berjanji” untuk meninjau langkah-langkah keamanan sebelum akhirnya dibawa pergi oleh pihak keamanan. Dia juga menuntut agar orang “Israel” diizinkan membawa senjata, lansir Haaretz, Sabtu (28/1).
“Kita harus mengizinkan sebanyak mungkin warga membawa senjata, kita harus mengubah kebijakan terkait membawa senjata, kita harus memberikan senjata kepada lebih banyak orang,” katanya.
Ben-Gvir bersumpah bahwa pemerintah “Israel” akan menanggapi operasi tersebut.
Serangan lain pada Sabtu (28/1), yang diduga dilakukan oleh seorang bocah Palestina berusia 13 tahun, melukai dua warga “Israel” di Yerusalem Timur.
Ratusan warga Palestina telah terbunuh dan terluka sejak awal tahun lalu dalam serangan hampir setiap hari oleh pasukan“Israel” di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, keduanya diduduki oleh “Israel” pada 1967.
Sejak Ben-Gvir menjadi menteri keamanan“Israel” setelah blok partai sayap kanan yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu memenangkan pemilu pada November, ada kekhawatiran bahwa kekerasan dan penindasan terhadap warga Palestina akan meningkat.
Pemimpin partai politik sayap kanan Otzma Yehudit memiliki sejarah komentar rasis dan menghasut terhadap orang Palestina dan Arab, memuji serangan sebelumnya terhadap orang Palestina sebagai sebuah aksi heroik. (zarahamala/arrahmah.id)