YERUSALEM (Arrahmah.id) – Sekelompok pemukim “Israel” yang bernama Temple Mount meminta para pengikutnya untuk membawa hewan ke kompleks Masjid Al-Aqsa pekan depan untuk disembelih pada momen Paskah.
Gerakan ekstremis ini meminta para pengikutnya pada Selasa malam (28/3/2023) untuk berkumpul di pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa pada malam hari raya Paskah Yahudi, yang akan berlangsung pada 5 April.
Para pendukung diminta untuk membawa hewan untuk disembelih di dalam kompleks Al-Aqsa, area di mana doa dan ritual non-Muslim dilarang berdasarkan kesepakatan lama.
Syeikh Omar Al Kiswani, direktur Masjid Al-Aqsa, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa rencana itu “sangat berbahaya”.
Dia bersumpah bahwa otoritas masjid akan menghentikan para pemukim untuk melakukan kurban.
“Inilah yang kami sampaikan kepada pendudukan, dan kami menuntut agar mereka mengendalikan pemukim ekstremisnya,” katanya.
Analis politik Rasem Obeidat memperingatkan bahwa pengorbanan ini akan menyebabkan “ledakan” ketegangan di gerbang kompleks Al-Aqsa.
“Jika mereka mengeluarkan ancaman dengan dukungan dari pemerintah ekstremis mereka, masalah mungkin meledak di seluruh wilayah Palestina, seperti pertempuran Saif Al-Quds (“Pedang Yerusalem”) yang terjadi pada Mei 2021 – sebenarnya itu bisa dalam skala yang lebih luas yang dapat menyebabkan perang regional,” kata Obeidat, yang merujuk pada konflik 10 hari antara Hamas dan “Israel” pada 2021 yang dipicu oleh serangan polisi “Israel” terhadap jamaah di Al-Aqsa.
Puluhan pemukim “Israel” menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Rabu dini hari (29/3), sebuah peristiwa biasa di situs suci tersebut.
Mereka sering masuk dengan perlindungan ketat polisi untuk memprovokasi jemaah Muslim dan melakukan ritual di kompleks yang berada di bawah pengawasan Yordania.
Itu terjadi di tengah peningkatan kekerasan di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat setelah pembentukan pemerintahan sayap kanan “Israel”. Setidaknya 90 warga Palestina dibunuh oleh pasukan “Israel” pada 2023 saja. (zarahamala/arrahmah.id)