IDLIB (Arrahmah.com) – Menyusul deklarasi ‘Operasi Perisai Musim Semi’ Turki yang disampaikan secara resmi pada Ahad (1/3/2020), beberapa pengungsi Suriah mulai bergerak menuju perbatasan selatan Turki dengan harapan bisa bergabung dengan pasukan Turki dan membantu serangan terhadap rezim Bashar Assad.
Beberapa pengungsi Suriah, sebagian besar para pemuda yang tinggal di provinsi Samsun utara Turki, telah mengajukan petisi ke kantor perekrutan militer Turki untuk menjadi sukarelawan dalam operasi tersebut.
Mengekspresikan kesedihan mereka atas kematian tentara Turki yang tewas dalam serangan rezim, pemuda pengungsi Suriah tersebut mengatakan mereka bersedia bergabung dengan tentara Turki untuk melawan rezim Assad.
“Kami sangat sedih atas martir-martir tersebut. Saya telah mengajak teman-teman saya, memberi tahu mereka bahwa tentara-tentara itu telah terbunuh di negara asal kami. Karena itu, kami memberikan petisi untuk direkrut. Setiap kali mereka membutuhkan dukungan kami, kami akan pergi berperang,” kata Muhammed Abdurrahman, salah satu pemuda pengungsi Suriah yang menjadi relawan.
Setelah menandatangani petisi, beberapa pengungsi pindah ke gerbang perbatasan Cilvegözü di provinsi Hatay selatan untuk bergabung dengan tentara Turki.
Menurut DW Turki, hampir 100 pemuda pengungsi Suriah telah menyeberangi perbatasan untuk bergabung dengan tentara Turki melawan tentara rezim sejak Ahad.
Sebuah pemandangan yang berbeda yang jarang terjadi, dimana sebelumnya gelombang pengungsi Suriah yang datang ke Turki untuk mencari keselamatan.
Hampir tanpa hambatan, para pengungsi menerima dokumen keluar dari penjaga perbatasan dan kembali ke Suriah tanpa masalah yang dilaporkan. Namun, karena mereka menerima dokumen keluar, mereka tidak akan dapat kembali ke Turki selama lima tahun ke depan.
Turki pada Ahad melancarkan Operasi Perisai Musim Semi setelah 36 tentaranya tewas dan puluhan lainnya cedera dalam serangan udara rezim Assad di Idlib, zona de-eskalasi di Suriah barat laut, tepat di seberang perbatasan selatan Turki.
Satu-satunya target Turki selama operasi adalah pasukan dan peralatan rezim Assad di Idlib dengan dasar hak negara untuk bela diri, kata Akar
Tentara Turki terbunuh ketika berupaya untuk melindungi warga sipil setempat di bawah kesepakatan September 2018 dengan Rusia, yang melarang tindakan agresi di Idlib.
Tetapi lebih dari 1.300 warga sipil sejak itu tewas dalam serangan oleh rezim Assad dan pasukan Rusia di zona itu, ketika gencatan senjata terus dilanggar, menyebabkan sekitar satu juta pengungsi menuju ke perbatasan Turki.
(ameera/arrahmah.com)