MINDANAO (Arrahmah.com) – Pemerintah Philipina sekali lagi telah berusaha menipu masyarakat Bangsamoro dalam kegigihannya memberangus keinginan warga Moro untuk mengurus sendiri kehidupannya berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an.
Tidak hanya memberikan Otonomi Daerah palsu yang dikenal dengan “Autonomous Region in Muslim Mindanao”, kerajaan Manila kini mengelabui MILF (Moro Islamic Liberation Front) dengan mengajukan negosiasi-negosiasi damai. Pemerintah tidak pernah menunjukkan implementasinya terhadap perjanjian-perjanjian yang dilakukan dengan masyarakat Bangsamoro, seperti misalnya Final Peace Agreement pada tahun 1996 dengan MNLF (Moro National Liberation Front).
Bagaimanapun, apa-apa yang ditampilkan oleh Presiden Arroyo, kekhawatiran dan frustasi, ternyata tidak memberikan satu penekanan untuk proses perdamaian, bahkan pemerintah Philipina bertempur (menyerang-red) dengan pejuang-pejuang MILF. Lebih lanjut, situasi diperburuk dengan adanya perintah penahanan sementara yang dikeluarkan oleh pengadilan tinggi dalam MOA-AD (Memorandum of Agreement of Ancestral Domain) yang dihasut oleh politikus-politikus yang tidak menginginkan perdamaian terealisasi seperti Gubernur Cotabato, Emmanuel Pinol, Mayor Celco Lobregat, Teodore Locsin, dan jurubicara partai oposisi Adel Temano. Sungguh, pemerintah Philipina dengan perjanjian-perjanjian sebelumnya tidak menginginkan Bangsamoro memiliki kekuasaan di wilayahnya sendiri.
Skenario yang diperlihatkan saat ini hanya memberikan kenangan yang memilukan dan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk Bangsamoro di tangan pemerintahan Philipina. Ditambah dengan adanya penghinaan, luka, bahkan menyerang martabat Islam, tidak hanya di Philipina tapi di seluruh tempat di bumi ini.
Dengan tanpa hati dan tindakan sengaja dari beberapa setan yang mengaku politikus dan dengan strategi pemerintah Philipina, masyarakat Bangsamoro telah terperdaya. Bangsamoro Youth Leader Forum (BMYLF), sebuah aliansi terbesar di Mindanao menyatakan keraguannya terhadap ketulusan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan bagi orang-orang Moro.
Ini adalah gagasan yang diajukan BMYLF untuk kedamaian kekal di wilayah Mindanao :
1. Menghukum Gubernur Pinol, Mayor Lobregat dan seluruh politikus anti-Moro yang berusaha menyabotase perdamaian.
2. Seruan untuk Mahkamah Agung agar menarik keputusannya di MOA-AD
3. Menyatakan dukungan sepenuhnya untuk revolusioner Moro dalam perjuangannya membebaskan Bangsamoro sampai berhasil menentukan nasib sendiri
4. Mengingatkan Mujahidin MILF untuk waspada dan berhati-hati dalam menghadapi pemerintah Philipina yang ahli dalam seni kecurangan dan penghianatan
5. Meminta masyarakat Bangsamoro, MNLF dan MILF untuk bersatu menuju “kemerdekaan”
6. Terakhir, kami meminta masyarakat Muslim internasional untuk membantu kami menuju perdamaian yang kami inginkan.
Kami, pemuda-pemuda Moro akan melanjutkan perjuangan Fii Sabilillah hingga akhir nafas. Kapan saja dan di mana saja kami diperlukan, kami akan berada di sana! (Aul/Arrahmah.com)