KIEV (Arrahmah.id) — Rami al-Farra, anggota salah satu klan paling berpengaruh di Jalur Gaza, Palestina, dilaporkan tewas saat berperang untuk Rusia di Ukraina.
Dilansir Radio Free Europe/Radio Liberty (16/8/20223), ayah al-Farra, Haytham al-Farra, mengatakan bahwa putranya meninggal pada tanggal 5 Agustus saat bertempur di Ukraina. Namun, media Palestina melaporkan dia telah terbunuh di Rusia.
Dia menandai kasus pertama kematian seorang Palestina yang diketahui dalam perang Rusia-Ukraina.
“Al-Farra terlibat dalam menjaga militer yang membersihkan ranjau di suatu tempat dekat kota industri Bakhmut atau di wilayah Donetsk timur Ukraina, dan meninggal pada 5 Agustus menyelamatkan teman-temannya yang terluka,” kata ayahnya, yang dilansir Newsweek (17/8).
Radio Free Europe/Radio Liberty melaporkan bahwa al-Farra, lahir di Rusia pada tahun 1994 dari ibu Rusia dan ayah Palestina, menghabiskan bertahun-tahun bersama keluarganya di Jalur Gaza sebagai seorang anak, dan kembali ke Federasi Rusia saat remaja—melarikan diri dari Gaza setelah Hamas mengambil alih pada tahun 2007.
Dia tinggal di kota Kurganinsk di Krasnodar Krai Rusia, di mana dia akan segera dimakamkan dengan penghormatan militer.
Ayah Al-Farra mengatakan bahwa putranya, yang memiliki kewarganegaraan Rusia dan paspor Palestina, tidak dimobilisasi untuk berperang di Ukraina, tetapi secara sukarela menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
Dia mengatakan foto terakhir yang dia terima dari putranya diambil di Ukraina.
“Dia meninggal sebagai martir untuk Rusia yang agung,” kata ayah al-Farra, menyebut putranya pahlawan.
Dia mengatakan bahwa penembakan di Ukraina yang menyebabkan kematian putranya adalah “tindakan pengecut”, karena dia tidak berperang, tetapi terlibat dalam pembersihan ranjau”.
Laporan media sebelumnya menawarkan rincian yang bertentangan tentang kematian al-Farra.
Evgeny Finkel, pemimpin redaksi majalah Israel berbahasa Rusia Newsru.co.il, mengatakan kepada Radio Liberty bahwa klan keluarga al-Farra adalah salah satu yang paling berpengaruh di selatan Jalur Gaza.
Sebuah situs web milik klan al-Farra menerbitkan berita kematiannya pada 10 Agustus: “Rami Haitham al-Farra muda telah meninggal dunia.” (hanoum/arrahmah.id)