PALEMBANG (Arrahmah.com) – Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Margaret Aliatul Maimunah menyerukan untuk penolakan terhadap pemberian grasi kepada para pengedar dan bandar narkoba.
Menurutnya, pemberian grasi kepada pengedar dan bandar yang kebanyakan tidak tobat dari bisnis barang haram tersebut, dapat mempengaruhi para pemuda untuk mengomsumsi narkoba. Pemuda yang sudah mengonsumsi narkoba dapat mempengaruhi pikiran sehingga menimbulkan pendidikan menjadi terbengkalai.
Untuk itu, Margaret mengatakan, IPPNU sudah bekerja sama dengan dengan BNN untuk memberantas narkoba di kalangan pemuda terutama wanita.
“Kita juga telah membentuk laskar pelajar putri antinarkoba dan anti radikalisme dan kekerasan tujuannya kita serius memerangi narkoba,” ungkapnya saat sambutan Kongres XVI IPPNU, di Asrama Haji Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/12) seperti dilansir okezone.
Margeret juga menyerukan kepada pengedar dan bandar narkoba di hukum seberat-beratnya. Pasalnya, narkoba telah merusak generasi penerus. “Menurut saya kurang pas, pemberian grasi harusnya jangan kepada bandar narkoba. Tetapi kasus lain yang lebih perlu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan grasi kepada gembong narkoba Meirika Franola alias Ola.
Namun, pemberian grasi tersebut mendapat kritik keras dari Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, yang menduga ada mafia narkoba masuk dalam proses pemberian grasi untuk Ola. Sebab selama ini Presiden SBY dinilai Mahfud selalu cermat. (bilal/arrahmah.com)