PARIS (Arrahmah.com) – Semakin banyak pemuda Muslim Perancis yang meninggalkan rumah mereka dan berperang di sisi Mujahidin Suriah ketika beberapa orang dari gelombang pertama kembali ke rumah dan meningkatkan langkah-langkah perekrutan, ujar hakim “anti-teror” Perancis pada Rabu (12/2/2014).
Negara-negara kafir Eropa yang tidak suka dengan hal ini, mencoba melakukan berbagai cara untuk menghentikan hal tersebut. Mereka telah menyaksikan ribuan pemuda Muslim melakukan perjalanan ke Suriah untuk memerangi rezim Nushairiyah pimpinan Assad.
Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di Eropa, Perancis telah menjadi pusat utama perekrutan, menurut pernyataan kehakiman Perancis seperti dilansir Daily Star.
“Peristiwa besar seperti penggunaan gas kimia telah menginspirasi banyak orang untuk bergabuung dengan kelompok Islam di Suriah,” ujar Marc Trevidic, seorang hakim investigasi khusus “kontra-terorisme” dan “radikalisasi” Islam.
“Tapi terdapat hal yang menjadi akselerator sangat jelas, yaitu bahwa generasi pertama telah datang kembali ke rumah untuk merekrut teman-teman mereka,” ujarnya kepada Reuters.
“Ada ledakan ketika generasi pertama pulang. Segera setelah mereka kembali, mereka gatal untuk pergi lagi,” lanjutnya.
Trevidic mengatakan ia tidak melihat resiko langsung “tindakan teror” di Perancis seperti yang ditakuti oleh banyak pihak. Ia menambahkan bahwa represi hukum saja tidak cukup untuk membendung eksodus tersebut, namun orang tua yang mencurigai anak-anak mereka menjadi “radikal” harus segera mengingatkan polisi dan dinas keamanan. (haninmazaya/arrahmah.com)