YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) kembali menggelar Konferensi Perempuan yang berjudul: “Pemuda Muslim: Pelopor Perubahan Hakiki” 1437 H, Sabtu (7/5/2016) di Yudhistira Hall, Jogja Expo Center (JEC Lt. 2) Jalan Raya Janti, Yogyakarta,.
Tim Media Konferensi Perempuan melaporkan, kegiatan diikuti kurang lebih 500 peserta yang melibatkan kalangan tokoh, pengamat, pembuat kebijakan, aktivis pemuda, dan juga kalangan jurnalis muslimah dari berbagai media di Daerah Istimewa Yogyakarta dan kota-kota besar sekitarnya. Konferensi yang mengangkat isu tantangan global pergulatan identitas pemuda Muslim di era digital tersebut dihadiri 5 Pembicara dari perwakilan MHTI. Di antaranya Ir. Pratma Julia Sujandari, Hj. Nida Sa’adah SE, MEI, Ir. Ratu Erma Rachmayanti, Azimatur Rosyida, Fika komara dari Central Media Office MHTI wilayah Asia tenggara.
Pembicara pertama, Ir. Pratma Julia Sujandari (DPP MHTI) memaparkan bahwa saat ini ada perjuangan ideologis global yang sedang dikobarkan oleh organisasi-organisasi sekuler internasional dan pemerintahan Barat. Salah satu tujuan utama dalam perjuangan itu adalah memenangkan pikiran dan hati pemuda Muslim untuk berpaling kepada jalan hidup sekuler liberal. Pembicara menambahkan fakta bahwa badan-badan dan pemerintahan internasional seperti UNESCO -badan PBB yang terdiri dari 195 negara anggota- meluncurkan sebuah inisiatif global pada tahun lalu untuk menggunakan pemuda guna melawan yang disebut pesan online “ekstrimis”.
Sedangkan pembicara lain, Fika komara (Central Media Office MHTI wilayah Asia Tenggara), menyampaikan bahwa saat ini krisis identitas yang mempengaruhi banyak pemuda Muslim merupakan masalah yang paling mendesak, dan mempengaruhi ummat ini.
“Maka pertanyaannya adalah: apa yang sesungguhnya kita inginkan untuk anak-anak kita? Apakah kita hanya melihat Islam dan hanya Islam dalam segala aspeknya (Sosial, politik, ekonomi, pergaulan, pemerintahan) atau ada nilai-nilai, tradisi maupun ide lain yang tidak berdasarkan Islam yang menjadi pijakan kita?” tanya Fika retoris.
Penutup, pesan untuk pemuda Muslim disampaikan oleh Iffah Ainur Rohmah selaku Juru bicara MHTI, pemuda adalah kekasih ummat! Status besar pemuda Muslim di masa lalu. Kecerdasan, keberanian, perilaku mulia serta kontribusi terhadap perbaikan masyarakat yang dibangun melalui Dien mereka adalah inspirasi bagi bangsa-bangsa lain.
“Maka bangkitlah pada posisi sah Anda sebagai garda terdepan bagi Islam, penjaga Dien Anda, dan pelindung ummat Anda! Dan bangkitlah pada kewajiban besar Islam untuk menyelamatkan umat manusia dari penindasan dan kegelapan yang menimpanya hari ini, yaitu dengan menegakkan Khilafah yang mulia! Dan rangkullah peran sejati Anda sebagai pelopor perubahan hakiki, yang dengannya anda akan memperoleh kehormatan dalam kehidupan ini dan imbalan yang besar di akhirat.”
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)