NEW YORK (Arrahmah.com) – Seorang pemuda Muslim berkewarganegaraan Inggris, keturunan Somalia, yang diculik di Afrika Timur dan dilucuti kewarganegaran Inggris-nya terlihat di pengadilan federal New York pada Sabtu (22/12/2012) bersama dua pria berkebangsaan Swedia. Ketiganya nampak dibahwa oleh Amerika Serikat (AS) dari penjara Djibouti, dan sekarang mereka dituduh terlibat kegiatan “terorisme,” menurut laporan The Bureau of investigative journalism.
Mahdi Hashi (23), dituduh memberikan dukungan materi kepada Mujahidin Al-Shabaab di Somalia. Sebuah pernyataan yang dirilis FBI mengungkapkan bahwa Hashi telah ditahan di AS sejak 12 November. Anehnya, baik keluarganya maupun tim hukum Inggris tidak ada yang diberitahu.
AS mengklaim bahwa antara 2008 dan 2012, Hashi melakukan pelatihan militer dengan Al-Shabaab dan terlibat dalam operasi militer Al-Shabaab di Somalia. Selain itu AS juga menuduh Hashi terlibat dalam aksi pengeboman di Somalia.
Pada Juni lalu, keluarga Hashi diberitahu bahwa Hashi telah dihapus dari daftar warga negara Inggris, Sekretaris Dalam Negeri Inggris menuduh Hashi telah terlibat “ekstrimisme.”
Hashi bersama kawan-kawannya di Camden, London, sebelumnya telah mengaku telah dianiaya oleh agen intelijen Inggris MI5 dan mereka diancam akan dicap “teroris” kecuali jika mereka bersedia direkrut menjadi agen rahasia MI5.
Pada 2009, Hashi mengajukan komplain kepada Anggota Parlemen Frank Dobson dan Pengadilan Penyelidikan, badan yang mengawasi MI5, bahwa ia telah dianiaya oleh petugas keamanan karena ia menolak untuk bekerja sebagai mata-mata untuk MI5 di masyarakat Muslim London Utara.
Tak lama setelah itu, Hashi ditangkap diam-diam dan dikirim ke penjara Djibouti dengan tuduhan terlibat “terorisme.”
Di AS, Hashi ditahan bersama dua pria Muslim berkebangsaan Swedia-Somalia yang serupa nasibnya, Ali Yasin Ahmed (27) dan Muhammad Yusuf (29).
Meskipun keluarga Hashi akhirnya diberitahu, namun hingga kini mereka tidak mengetahui di penjara mana Hashi ditahan.
Ketika wartawan The Bureau berusaha menanyakan perihal di mana Hashi kepada Departemen Dalam Negeri AS, otoritas tidak bersedia memberikan informasi apapun. “Kami tidak memiliki informasi apapun terkait ini untuk diumumkan secara terbuka pada saat ini,” katanya. (siraaj/arrahmah.com)