ISTANBUL (Arrahmah.com) – Sejumlah perwakilan kelompok pemuda yang mengambil bagian dalam ‘revolusi’ 25 Januari di Mesir meminta Presiden Turki, Abdullah Gül, untuk mendirikan universitas Turki di negaranya, dengan mengatakan bahwa universitas tersebut akan menghadirkan simbol kekayaan budaya Turki.
Presiden Gül bertemu dengan “Pemimpin Pemuda 25 Januari” pada Sabtu pekan lalu di istana kepresidenan Tarabya Kiosk, dimana ia menyatakan kepada mereka bahwa tidak ada tempat bagi otoritarianisme di dunia Islam. Ia pun mendesak negara-negara Arab untuk menciptakan reformasi demi terwujudnya kemerdekaan.
“Sayangnya, pertarungan terus berlangsung di beberapa negeri saat in. Saya ingin mengingatkan para penguasa di negeri Arab mengenai perlunya bersikap realistis dalam mewujudkan dunia yang lebih baik dan menyadari bahwa tidak ada tempat bagi rezim otoriter di dunia Islam,” papar Gül.
Abdallah Helmy, pendiri Persatuan Pemuda Revolusioner, juga memberikan pidatonya mengenai hubungan yang kuat antara negaranya dengan Mesir. Dengan gabungan dan kerja sama, dua negara ini sebetulnya bisa memberikan perubahan besar bagi wilayah Arab dan sekitarnya, Helmy mengatakan, sembari mendesak Gül untuk segera mengencangkan ikatan antara rakyat Mesir dengan Turki.
“Kami meminta inisiatif untuk mendirikan universitas Turki di Mesir. Biarkan universitas ini menjadi simbol kekayaan budaya Turki,” kata Helmy. “Pada saat yang sama, saya pun menyerukan pembukaan cabang Al Azhar di Turki.”
Sementara itu, dalam pidatonya, Gül menekankan bahwa pemerintahan yang tidak membiarkan kemerdekaan penuh di negaranya harus diakhiri dengan revolusi seperti yang terjadi di Mesir. Ia pun menyatakan berbelasungkawa atas jatuhnya banyak korban dalam kerusuhan berdarah yang menimpa Mesir. (althaf/arrahmah.com)