JAKARTA (Arrahmah.com) – Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengatakan akan menerapkan belajar luring atau pembelajaran tatap muka di sekolah secara terbatas pada Rabu (7/4). Diperkirakan 100 sekolah akan ikut serta pada uji coba ini.
Sekolah yang akan menggelar pembelajaran tatap muka meliputi sekolah swasta dan negeri pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
Kabid Sekolah Dasar dan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan DKI Jakarta Momon Sulaeman mengatakan, jumlah sekolah uji coba pembelajaran tatap muka masih bersifat dinamis.
“Direncanakan 7 April, ada tadi kan 100. selama ini calonnya ada 100, tapi dalam perkembangannya masih ada beberapa yang harus dilalui seperti pelatihan, kemudian kesiapan-kesiapan di sekolahnya. Bisa saja pada kenyataannya kurang dari 100 sekolah,” ujar Momon, Rabu (31/3).
Momon menjelaskan, jika saat proses persiapan masih didapati kekurangan standar untuk sekolah luring di masa pandemi Covid-19, Dinas Pendidikan akan menunda metode itu.
Dia menjelaskan, sekolah-sekolah di Jakarta mendaftar ke Dinas Pendidikan pada Februari agar diizinkan kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Setelah pendaftaran, kesiapan sarana serta fasilitasnya akan dinilai, sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
“Kalau misal ada yang memenuhi kriteria lagi ya enggak menutup kemungkinan nanti akan dibuka lagi, di luar 100 itu. Tergantung perkembangan Covid dan kriteria yang mereka isi di asesmennya,” lanjutnya.
Sementara itu, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Oman Rohman Rakinda mengatakan, sekolah tatap muka rencananya dilakukan di 100 sekolah di Ibu Kota.
“Jadi piloting untuk membuka kelas terbuka secara pilot project itu nanti ada 100 sekolah, dimulai sekolahnya 7 April,” kata Oman di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (31/3).
Dia menjelaskan, sekolah yang akan melakukan uji coba belajar tatap muka sudah melalui tahap seleksi dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Persiapan pembukaan sekolah sudah dilakukan sejak Februari 2021.
Selain itu, Oman juga meminta agar Disdik terus melakukan penilaian persyaratan sekolah tanpa menunggu hasil evaluasi uji coba tahap pertama.
“Pembukaan 100 sekolah gelombang kedua jangan tunggu monitoring dan evaluasi April. Namun, asesmen untuk membuka 100 sekolah berikutnya menjadi 200 sekolah, harus dilakukan dari sekarang,” terangnya.
(ameera/arrahmah.com)