JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah 300 tempat tidur yang siap digunakan untuk menangani pasien virus corona (COVID-19) dengan berbagai status.
“Dari aspek kesiapan layanan rumah sakit di Jakarta, telah ada sekitar 300 tempat tidur tambahan yang telah dapat menerima Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien positif COVID-19,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Weningtyas, Selasa (17/3).
Weningtyas mengungkapkan, pasien PDP dan pasien positif tersebut telah diterima dan dirawat di Rumah Sakit Duren Sawit, RS Pelni dan RS Tarakan.
Ke depannya, kata Weningtyas, akan disiapkan kembali 500 tempat tidur tahap kedua, beriringan dengan penetapan rumah sakit rujukan terbantukan (secondline) untuk rumah sakit rujukan COVID-19 tingkat provinsi.
“Saat ini sedang kami inventarisir untuk tempat tidur. Dan juga telah diterbitkan SK Kepala Dinas Kesehatan yang menetapkan rujukan ‘secondline’ (terbantukan) untuk Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di tingkat Provinsi DKI Jakarta,” lanjut, sebagaimana dilansir Antara.
Sampai hari ini, warga yang menghubungi call center maupun hotline Pemprov DKI Jakarta terkait virus corona berjumlah 7.433,168 di antaranya menghubungi melalui call center 112 dan 1.588 melalui hotline 081388376955.
Selain itu, untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sampai hari ini adalah mencapai 813 orang, yang masih dipantau adalah 277, sedangkan yang 536 selesai dipantau.
Kemudian jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sampai hari ini berjumlah 330 orang, 168 masih dirawat dan 162 selesai dirawat.
Sementara itu, Jumlah pasien positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi 172 orang per Selasa (17/3/2020) pukul 15.45 WIB. Pasien positif terbanyak berasal dari wilayah DKI Jakarta.
“Penambahan terbanyak dari DKI Jakarta, kemudian dari Jatim (jawa Timur), kemudian dari Jateng (Jawa Tengah), dan dari Kepri (Kepulauan Riau),” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (17/3).
Yurianto memaklumi jumlah pasien positif terbanyak berada di Jakarta, mengingat tingginya mobilitas warganya yang memungkinkan potensi penyebaran lebih besar.
(ameera/arrahmah.com)