YERUSALEM (Arrahmah.com) – Pemecah rekor sebagai pemogok makan Palestina, Samer al-Issawi, dibebaskan pada hari Senin (23/12/2013) dan kembali ke rumahnya di Yerusalem setelah menjalani hukuman 17 bulan di penjara “Israel”, sebagaimana dirilis oleh Albawaba News.
Issawi mengakhiri mogok makannya pada tanggal 23 April, setelah menyetujui kesepakatan yang ditengahi antara para pejabat Palestina dan “Israel” yang mengharuskan dia untuk menjalani delapan bulan penjara sebagai ketentuan pembebasan bersyaratnya.
Dia sebelumnya pernah ditangkap pada tahun 2002, dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara karena berpartisipasi dalam serangan terhadap mobil polisi “Israel” dan mahasiswa di Universitas Ibrani di Yerusalem. Setelah menjalani hukuman selama sembilan tahun penjara, dia dibebaskan pada bulan Oktober 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan antara Hamas dan “Israel”.
Kesepakatan tersebut ditengahi oleh pemerintah Mesir, yang dipimpin oleh Presiden Mohammad Mursi, dan membebaskan tentara “Israel” Gilad Shalit.
Sembilan bulan kemudian, pada Juli 2012, Issawi kembali ditangkap berdasarkan hukum administrasi penahanan “Israel” yang memberi kewenangan untuk menangkap warga Palestina yang dianggap sebagai “ancaman” bagi “Israel”.
Menentang penangkapannya, Issawi melakukan mogok makan, dimana aksi tersebut kemudian menarik dukungan dari para aktivis Palestina dan internasional. Setelah 266 hari hanya mengkonsumsi air dan menerima vitamin melalui infus, “Israel” akhirnya setuju untuk membebaskannya karena khawatir akan timbul kemungkinan kecaman internasional apabila Issawi sampai meninggal.
Sebagai tanggapan atas penangkapan Issawi dan aksi mogok makannya, sebuah kampanye Facebook Bebaskan Samer Issawi telah diluncurkan pada Januari 2013 yang menarik lebih dari 10.000 “likes”.
Kampanye ini menekankan bahwa “jika Samer tidak dibebaskan sesuai kesepakatan, kami akan menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina untuk segera mengadakan protes dan kampanye melawan pelanggaran tersebut.”
Kampanye ini melaporkan pada hari Ahad bahwa keluarga Issawi diperintahkan oleh polisi teror “Israel” untuk tidak merayakan pembebasan Issawi dan mencabut bendera di rumah mereka. Namun warga kampung halaman Issawi dan warga Yerusalem bersumpah untuk merayakan kemenangan pembebasan Samer. Seluruh dunia akan merayakannya dengan Yerusalem dan tidak ada yang akan menghentikan kami.” (ameera/arrahmah.com)