TEHERAN (Arrahmah.id) — Pemimpin Tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari Sabtu (4/6/2022) mencurigai bahwa protes yang terjadi baru-baru ini terjadi karena adanya keinginan dari pihak atau ‘musuh’ asing yang berusaha menggulingkan Republik Iran.
Dia juga mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengobarkan ‘perang psikologis’ melawan Iran dengan menuduhnya melakukan pembajakan karena menyita dua kapal Yunani setelah AS menyita minyak Iran dari sebuah kapal tanker.
“Hari ini, harapan terpenting musuh untuk menyerang negara didasarkan pada protes rakyat,” kata Khamenei mengutip Reuters (5/6), mengacu pada protes selama seminggu atas runtuhnya sebuah bangunan di barat daya Iran bulan lalu yang menewaskan 37 orang.
“Mereka berharap untuk mengubah orang-orang melawan pendirian Islam dan Republik Iran melalui pekerjaan psikologis, aktivitas di internet dan dunia maya … dan dengan menghabiskan uang dan merekrut tentara bayaran.”
“Tapi perhitungan musuh sama salahnya dengan yang sebelumnya,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi pada peringatan ke-33 kematian pemimpin revolusi Iran 1979, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Pihak berwenang menyalahkan runtuhnya bangunan perumahan dan komersial 10 lantai di Abadan pada korupsi lokal dan keamanan yang lemah dan mengatakan 13 orang, termasuk walikota dan pejabat lainnya, sejauh ini telah ditangkap karena pelanggaran konstruksi.
Para pengunjuk rasa, bagaimanapun, mengatakan bencana itu berasal dari kelalaian pemerintah dan korupsi yang mengakar dan meneriakkan slogan-slogan melawan pejabat, termasuk Khamenei. (hanoum/arrahmah.id)