IDLIB (Arrahmah.com) – Seorang pemimpin oposisi Suriah Jumat (27/12/2019) meminta komunitas internasional untuk membantu jutaan warga sipil di kubu yang dikuasai oposisi di negara itu di tengah serangan rezim yang menghancurkan, menyebutnya sebagai “daerah bencana”.
Setelah beberapa minggu dibombardir, pasukan rezim melancarkan serangan darat di bagian selatan dan timur provinsi Idlib di barat laut pekan lalu. Hal tersebut telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka, lansir AP.
Idlib, yang didominasi oleh Jihadi, juga merupakan rumah bagi tiga juta warga sipil. PBB telah memperingatkan akan meningkatnya risiko bencana kemanusiaan di sepanjang perbatasan Turki.
Pemimpin oposisi Nasr Hariri mengatakan kepada wartawan di Istanbul bahwa masyarakat internasional “harus menyalakan lampu merah karena ada bencana kemanusiaan di dalam wilayah Suriah.” Dia menambahkan bahwa sejumlah besar orang melarikan diri ke perbatasan Turki, yang dapat memicu krisis pengungsi baru.
“Kami menyatakan daerah ini sebagai daerah bencana dan harus ditangani dengan tepat,” kata Hariri, yang mengepalai Komite Negosiasi Tinggi. Dia mengatakan pekerjaan harus dilakukan untuk mencapai gencatan senjata permanen di Idlib, bukan gencatan senjata yang akan runtuh kemudian.
Hariri mengatakan jika komunitas internasional tidak dapat melindungi warga sipil tersebut, mereka harus mengirim bantuan kemanusiaan “sehingga mereka akan dapat bertahan hidup dalam cuaca dingin dan keadaan sulit ini.”
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa sebagai akibat dari pertempuran sengit, lebih dari 235.000 orang telah terlantar antara 12 Desember dan 25 Desember. Dikatakan banyak dari mereka yang melarikan diri berasal dari kota Maaret Al-Nu’man. (haninmazaya/arrahmah.com)