KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Para pemimpin dari beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia akan bertemu di Kuala Lumpur Malaysia pada Kamis untuk membahas masalah-masalah seperti Islamofobia dan kemiskinan.
Pihak penyelenggara menegaskan bahwa acara tersebut tidak dimaksudkan untuk menyaingi Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan memimpin pertemuan dengan sesama kepala negara, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani juga diharapkan hadir.
Menurut penyelenggara, setidaknya 250 perwakilan asing dari 52 negara dan 150 delegasi Malaysia juga akan bergabung dengan KTT di Kuala Lumpur. Mereka termasuk pejabat pemerintah, cendekiawan dan pemimpin dari berbagai sektor non-pemerintah.
Tetapi ada juga yang absen, termasuk para pemimpin Indonesia, Arab Saudi dan Pakistan.
Menurut Business Recorder yang berbasis di Karachi, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan membatalkan perjalanannya setelah kunjungan ke Arab Saudi selama akhir pekan.
Pada Selasa, situs web berita yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysiakini, melaporkan bahwa Presiden Khan telah menelpon Mahathir untuk meminta maaf atas ketidakhadirannya. Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi akan hadir sebagai gantinya.
Samsudin Osman, sekretaris jenderal KTT, mengatakan bahwa acara tersebut merupakan sebuah inisiatif dari Mahathir yang berupaya untuk mendapatkan “hasil” dalam mengatasi “keadaan kaum muslimin” di seluruh dunia.
Aacara tersebut, lanjutnya, berupaya untuk memperbaiki banyak kesalahpahaman tentang Islam.
Dia juga menepis anggapan bahwa acara itu dimaksudkan untuk menciptakan blok baru yang dapat bersaing dengan OKI. Menurutnya, pengamat politik terlalu berlebihan dalam memandang KTT ini.
Berikut bebera[a permasalah utama yang akan dibahas dalam KTT tersebut:
Krisis pengungsi Rohingya
Lebih dari 730.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar sejak penumpasan brutal oleh militer di negara bagian Rakhine barat pada Agustus 2017. Banyak dari mereka sekarang tinggal di negara tetangga Bangladesh, negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan 161 juta orang.
Penahanan massal Muslim Uighur di Cina
Di wilayah Xinjiang, Cina bagian barat jauh, orang-orang dari minoritas Uighur dan kelompok etnis Muslim Turki lainnya ditahan di kamp-kamp yang oleh pemerintah Cina diklaim sebagai pusat pelatihan keterampilan kejuruan yang diperlukan untuk mengatasi “ekstremisme”.
Perang di Yaman
Menurut PBB, 18 juta orang di Yaman terus hidup dalam kelaparan, dan setidaknya 12 juta anak terjebak dalam pertempuran dan membutuhkan bantuan.
Kesenjangan ekonomi
Sementara beberapa negara di Timur Tengah menikmati pendapatan per kapita tertinggi di dunia, dengan Qatar yang kaya minyak dan gas berada di urutan teratas, negara anggota OKI lainnya, Niger, berada di tiga negara termiskin di dunia.
Penghasilan Qatar per kapita pada 2017 diperkirakan $ 128.000, menurut Bank Dunia. Penghasilan per kapita Niger diperkirakan mencapai $ 990.
(ameera/arrahmah.com)