BOSTON (Arrahmah.com) – Pusat ibadah Islam terbesar di New England, Islamic Society of Boston Cultural Center (Pusat Kebudayaan Masyarakat Islam Boston), mengumumkan di situsnya bahwa pada Jumat (19/4/2013), tempat itu ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah laporan The Boston Globe yang menyatakan bahwa salah satu “tersangka” Bom Boston merupakan Muslim jamaah masjid Cambridge, seperti dilansir USAToday.
FBI “mengidentifikasi” Muslim Rusia bersaudara, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnayev, sebagai “tersangka” pengeboman, setelah mereka diklaim telah menewaskan seorang perwira polisi kampus MIT sekitar tengah malam Kamis (18/4).
Tamerlan dikabarkan tewas dalam baku tembak dengan polisi, sementara Dzokhar melarikan diri. Hal ini memicu pemburuan besar-besaran yang melumpuhkan wilayah Boston sepanjang hari Jumat kemarin.
Dua bersaudara ini datang ke Amerika Serikat bersama orangtua mereka pada tahun 2002 dari Makhachkala, ibukota Dagestan, sebuah republik mayoritas Muslim di Rusia selatan.
Dzhokhar beribadah di masjid Islamic Society of Boston di Cambridge, seorang mantan teman sekelasnya mengatakan kepada The Boston Globe.
Ashraful Rahman, seorang senior di Cambridge Rindge dan Sekolah Latin, di mana Dzhokhar belajar, mengatakan mereka masuk tim gulat yang sama dan akan nongkrong bersama di Taman Dana di Cambridge.
“Kami hanya orang cuek, seperti remaja rata-rata,” kata Ashraful. “Ia tidak pernah menyatakan bahwa ia menentang pemerintah atau anarki atau apa pun,” kata Ashraful kepada The Globe.
Ashraful mengatakan terakhir kali ia melihat Dzhokhar pada Ramadhan tahun 2012, di Islamic Society of Cambridge. “Ia selalu mengatakan ‘apa yang terjadi’ kepada saya,” kata Ashraful. “Ia tampak biasa saja, sebenarnya.”
Situs web Masjid Cambridge menyatakan: “Kami berlatih dan mempromosikan pandangan Islam yang komprehensif dan seimbang. Kami berusaha untuk mewujudkan ‘jalan tengah’ berdasarkan Al-Qur’an – jalan tengah yang bebas dari ‘ekstremisme’. Kami percaya bahwa inti ajaran Islam bersifat universal dan abadi, memberikan bimbingan dan instruksi untuk semua zaman dan semua bangsa.”
Masjid ini berafiliasi dengan Pusat Budaya Masyarakat Islam Boston di dekat Roxbury tetapi belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Pemimpin agama Pusat Budaya tersebut, Imam Suhaib Webb, yang berasal dari Oklahoma, memposting pada halaman Facebook-nya, “Kami semua Bostonians-kami berkabung atas kota Boston.”
Website untuk pusat di Roxbury menjelaskan: “Setelah peristiwa mengerikan dan menyedihkan tadi malam, ‘penjahat’ pemboman lolos, ada rekomendasi kuat dari Gubernur kami, ISBCC akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.”
Situs ini juga mengatakan imam merekomendasikan semua jamaah untuk beribadah di rumah sementara waktu dan tidak menghadiri masjid setempat. “Tolong tetaplah aman dan berdoa bagi kota dan negara kita,” halaman Web menyimpulkan.
Juga pada hari Jumat, kepala Dewan Hubungan Amerika-Islam mengeluarkan pernyataan mengutuk “terorisme dalam segala bentuknya.”
Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad, mengatakan, “Kita harus tetap bersatu sebagai bangsa kita menghadapi orang-orang yang melakukan kejahatan keji dan tak termaafkan.”
Daftar kasus per kasus website CAIR, dari tahun ke tahun terus mengutuk segala bentuk “terorisme”. Namun, umat Islam terus dipaksa untuk bereaksi terhadap setiap situasi yang seolah-olah merekalah yang bertanggung jawab untuk setiap hal buruk. (banan/arrahmah.com)