NIGERIA (Arrahmah.com) – Abubakar Shekau, pemimpin kelompok Mujahidin Nigeria, Jamaati Ahlis Sunnah Lidda’waati wal Jihad atau yang diklaim oleh musuh-musuhnya dengan sebutan “Boko Haram”, telah merilis sebuah video terbaru pada Jum’at (27/12/2013).
Dalam video terbarunya, dia menyatakan bahwa kelompok jihadnya kembali bertanggung jawab atas serangan pada 20 Desember lalu di barak militer Nigeria di Bama, sebelah selatan dari Maiduguri, ibukota negara bagian Borno. Sebelumnya, Mujahidin Nigeria juga telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang dilancarkan pada 2 Desember lalu terhadap barak pasukan boneka Maiduguri.
Dalam video yang dirilis AFP tersebut, Abubakar Shekau juga menyatakan bahwa para pejuangnya berhasil menewaskan sejumlah pasukan musuh dan menghancurkan 21 tank lapis baja mereka. Serangan yang dimaksud disinyalir merupakan serangan terhadap basis milik Batalyon Tank 202. Selain itu, dia juga memberi pesan kepada sejumlah pemerintah sekuler dan militer Nigeria dan Barat.
Pemimpin Mujahidin Nigeria ini menyampaikan pernyataannya kepada Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, Presiden AS Barack Obama, Presiden Perancis Francois Hollande, dan Ratu Inggris Elizabeth. Dia menyatakan bahwa betapa memalukan bagi mereka semua karena mempercayai klaim yang dirilis oleh militer Nigeria pada Agustus lalu yang mengklaim bahwa dirinya telah gugur.
Militer Nigeria yang ditempatkan di sana sejak November 2012 dilaporkan tak mampu menangkapnya. Sementara itu, menanggapi gagasan iming-iming hadiah sebesar 50 juta naira atau sekitar Rp 3000.000.000 bagi siapaun yang bisa menangkapnya, dia menegaskan bahwa mujahidin tidak akan berkhianat karena mereka tidak “menyembah uang”.
Dia melanjutkan bahwa militer Nigeria tidak kompeten dan tidak mampu menundukkan Mujahidin Nigeria, dengan menyatakan, “Tentara Nigeria terlambat. Setelah menewaskan banyak dari mereka di Monguno dan Benisheik, kami telah menyita kendaraan-kendaraan lapis baja mereka dan van-van Hilux mereka dan kemudian mengibarkan bendera Islam di atasnya. Kami sekarang bergerak bebas dengan [kendaran-kendaraan] itu.”
Pemimpin Mujahidin Nigeria ini juga menyampaikan peringatannya terkait gagasan demokrasi. Dia menegaskan bahwa, “Konsep pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat tidak akan mungkin dan tidak akan pernah hidup. Demokrasi harus diganti hanya dengan hukum Allah, dari Allah dan untuk Allah.” (banan/arrahmah.com)