SHAN’A (Arrahmah.com) – Pemimpin milisi pemberontak Syiah Houtsi, Abdul Malik Al-Houtsi, mengungkapan ucapan terima kasih kepada Tentara Nasional Yaman dan suku-suku yang mendukung pergerakan dan serangan milisi tersebut, sehingga mereka berhasil menduduki ibukota Shan’a, Al-Jazeera melaporkan.
Setelah memuji Tentara Nasional Yaman yang “menolak untuk menghadapi” milisi pemberontak Syiah Houtsi, Abdul Malik Al-Houtsi juga menyampaikan terima kasihnya kepada suku-suku gerakan militer Syiah Houtsi.
“Hari ini Yaman telah memiliki format pemerintahan yang merepresentasikan pemerintahan kerja sama dan kesetaraan, setelah merealisasikan revolusi yang memenuhi tuntutan rakyat ini”, kata Abdul Malik Al-Houtsi.
Dalam pidato yang disampaikannya dari propinsi Sha’dah, Yaman utara, pada hari Selasa (23/9/2014), Abdul Malik Al-Houtsi mengatakan, “kaum revolusioner telah meraih kesuksesan dan kemenangan bagi rakyat dan semua elemen rakyat Yaman”.
Milisi pemberontak Syiah Houtsi dengan mudah menguasai ibukota Shan’a pada hari Ahad (21/9/2014). Sejumlah tokoh penting dalam pemerintahan boneka Yaman, diantaranya Menteri Dalam Negeri, telah memerintahkan tentara untuk tidak melawan dan bahkan bekerja sama dengan milisi Syiah Houtsi.
Milisi pemberontak Syiah Houtsi merayakan kemenangan mereka di ibukota Shan’a dengan meriah. Pada hari yang sama milisi Syiah Houtsi melakukan penggeledehan dan penggerebekan terhadap rumah para politikus dan tokoh yang menentang mereka di ibukota Shan’a, Al-Jazeera.
Milisi pemberontak Syiah Houtsi berhasil memaksa rezim boneka Yaman untuk menyusun pemerintahan baru, dengan banyak tokoh Syiah Houtsi di dalamnya. Namun milisi Syiah Houtsi tidak menarik keluar pasukannya dari ibukota Shan’a. Milisi Syiah Houtsi justru melakukan penggerebekan dan penyitaan terhadap rumah dan kantor tokoh-tokoh partai Islam seperti Hizbul Ishlah Al-Yamani.
Milisi Syiah Houtsi mendapat dukungan militer, politik dan ekonomi dari rezim Syiah Iran. Amerika Serikat dan Arab Saudi nampaknya meridhai eksistensi milisi Syiah Houtsi Yaman, sebagai lawan bagi mujahidin AQAP. Amerika Serikat dan Arab Saudi mendorong rezim boneka Yaman untuk melakukan operasi militer besar-besaran terhadap mujahidin AQAP di Yaman selatan dan Yaman timur. Sebaliknya mereka memberi keleluasaan sepenuhnya kepada milisi Syiah Houtsi untuk merebut wilayah-wilayah Yaman utara, bahkan ibukota Shan’a.
(muhib al majdi/arrahmah.com)