BEIRUT (Arrahmah.com) – Pemimpin kelompok milisi Syi’ah asal Libanon, “Hizbullah” mengklaim pada Ahad (24/5/2015) bahwa kawasan tengah menghadapi “bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan bersumpah kelompoknya akan memperluas
keterlibatan mereka dalam perang Suriah untuk terus mendukung pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Assad.
Hassan “Nasrallah” berbicara di hadapan para pendukungnya, ia bersumpah akan melawan kelompok-kelompok Mujahidin Ahlu Sunnah seperti Al Qaeda di Suriah. Dia mengklaim faksi tersebut adalah “ancaman eksistensial” untuk siapa pun yang tidak
setuju dengan ideologi mereka, seperti dilansir AP.
“Hizbullah” secara terbuka bergabung dengan perang Suriah untuk mempertahankan kekuasaan Assad pada tahun 2013 dan pejuangnya telah mengambil bagian dalam pertempuran besar dalam beberapa pekan terakhir melawan Mujahidin di wilayah
pegunungan yang berbatasan dengan Libanon, Qalamoun.
“Kehadiran kami akan meningkat setiap kali kami diperlukan untuk hadir,” ujar Nasrallah untuk merespon komentar yang datang setelah pasukan rezim Nushairiyah mengalami banyak kekalahan selama dua bulan terakhir, khususnya di provinsi Idlib dan wilayah selatan Daraa.
“Kami hadir hari ini di banyak tempat dan saya katakan kepada Anda kami akan hadir di mana pun pertempuran membutuhkan kami,” klaim Nasrallah yang berbicara dari sebuah lokasi rahasia yang pidatonya ditayangkan di layar video raksasa.
Sementara itu di Damaskus, sebuah bom meledak pada Ahad (24/5) di dekat pusat kota, menewaskan seorang brigadir jenderal dan enam pengawalnya, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR). Laporan menambahkan bahwa serangan itu diklaim oleh Ahrar Syam.
Damaskus media center mengidentifikasi korban sebagai Brigjen. Bassam Mehanna al-Ali.
Kantor berita corong propaganda rezim, SANA, membenarkan adanya ledakan bom di Damaskus namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. (haninmazaya/arrahmah.com)