PAKISTAN (Arrahmah.com) – Salah seorang pemimpin Mujahidin Pakistan yang paling disegani dilaporkan syahid, in syaa Allah, dalam baku tembak yang terjadi selama serangan terhadap konvoi polisi yang membawanya dari penjara pada Rabu (29/7/2015), lansir NBC News.
Malik Ishaq, yang memimpin operasi Taliban dan kelompok Lashkar-e-Jhangvi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, begitu terkenal dan disegani di Pakistan. Hakim yang mengadilinya bahkan bersikap santun dengan menawarinya teh dan kue di pengadilan. Dia adalah Mujahid pemberani yang diyakini berada di balik pembunuhan terhadap puluhan Syiah.
Serangan terhadap konvoi polisi tersebut dilancarkan oleh Mujahidin yang hendak membebaskannya. Malik Ishaq dilaporkan gugur bersama dengan 13 Mujahidin lainnya.
Malik, yang diyakini berusia sekitar 55 atau 56 tahun itu, telah ditahan oleh polisi Pakistan dua hari sebelumnya karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan terhadap dua Syiah, kata polisi Bakhtiar Ahmed.
Pada Rabu (29/7) pagi, saat petugas mencoba untuk memindahkan Malik dari sebuah penjara di kota timur Multan, sejumlah Mujahidin menyerang konvoi polisi dalam upaya untuk membebaskannya, kata Ahmed.
Baku tembak pun tak dapat dihindari. Malik bersama dengan sedikitnya 13 rekannya, termasuk dua putra dan wakilnya, Ghulam Rasool, gugur dalam baku tembak tersebut, kata Ahmed.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis tak lama kemudian, polisi mengatakan “14 atau 15 teroris bersenjata tak dikenal” menyerang kendaraan polisi untuk membebaskan Malik Ishaq ketika petugas kembali dari daerah di dekat Muzaffargarh, setelah merebut senjata, bahan peledak dan detonator atas informasi yang diberikan oleh Malik Ishaq dan rekan-rekannya.
Dilaporkan bahwa Malik dan lima Mujahidin lain yang ditahan bersamanya gugur dalam baku tembak saat Mujahidin lainnya menyerang konvoi polisi yang membawa mereka itu. Mereka mengatakan delapan dari Mujahidin yang melaksanakan operasi penyerangan itu juga turut gugur.
Syuja Khanzada, menteri dalam negeri provinsi di provinsi Punjab timur Pakistan, di mana pertempuran berlangsung, mengatakan bahwa aksi penembakan itu juga melukai enam petugas polisi yang bertugas.
“Malik Ishaq berada di balik banyak aksi ‘terorisme’ dan ia dibebaskan oleh pengadilan di masa lalu karena kurangnya bukti,” kata Khanzada kepada Associated Press, menyebutnya sebagai seorang “simbol teror.”
Malik Ishaq pernah ditangkap pada tahun 1997 dan dituduh dengan lebih dari 200 kasus pidana, termasuk pembunuhan terhadap 70 Syiah.
(banan/arrahmah.com)