BEIRUT (Arrahmah.id) — Seorang sumber keamanan mengatakan bahwa pemimpin dari Jamaah Islamiyah asal Lebanon tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di Lebanon timur pada Sabtu kemarin.
Sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, kelompok Syiah Hizbullah dan kelompok lain asal Lebanon terlibat bentrokan dengan Israel hampir setiap harinya di area perbatasan selatan.
“Seorang pemimpin Pasukan al-Fajr dari Jamaah Islamiyah, Ayman Ghotmeh, tewas dalam serangan Israel di Khiara di Bekaa barat, sekitar 10 kilometer dari perbatasan dengan Suriah,” ucap sumber keamanan kepada kantor berita AFP, dikutip Asharq al-Awsat (23/6/2024).
Pasukan Fajr, sayap bersenjata dari Jamaah Islamiyah, didirikan pada 1982 untuk melawan invasi Israel ke Lebanon. Kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap Israel, termasuk operasi gabungan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas di Lebanon. Diperkirakan jumlah anggotanya 500 orang.
Kantor berita pemerintah Lebanon, ANI, melaporkan bahwa satu orang tewas ketika sebuah mobil menjadi sasaran di Khiara, dan korban berasal dari desa terdekat, Lala, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Militer Israel mengatakan bahwa sebuah pesawat telah melakukan “serangan tepat sasaran di daerah Beqaa di Lebanon untuk melenyapkan teroris” Ayman Ghotmeh, yang menurut mereka memasok senjata ke Hamas dan Jamaah Islamiyah di Lebanon.
Ia menjadi sasaran karena “keterlibatannya dalam promosi dan pelaksanaan kegiatan teroris terhadap Israel,” sebut pernyataan Israel.
Jamaah Islamiyah, yang tujuh pejuangnya tewas di Lebanon sejak 7 Oktober 2023, belum mengumumkan adanya kematian apa pun sejauh ini. Pada 26 April, kelompok tersebut mengatakan dua pemimpin mereka tewas dalam serangan Israel di Lebanon timur.
Kekerasan yang terjadi selama lebih dari delapan bulan di perbatasan Israel-Lebanon telah menewaskan sedikitnya 480 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang. Setidaknya 93 warga sipil juga tewas dalam kekerasan tersebut, menurut penghitungan AFP.
Di pihak Israel, sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil telah tewas, menurut otoritas Israel. Ketegangan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir di perbatasan Israel-Lebanon telah menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik regional. (hanoum/arrahmah.id)