KABUL (Arrahmah.id) — Pemimpin tertinggi Taliban atau imarah Islam Afghanistan (IIA), Hibatullah Akhundzada, muncul ke hadapan publik dengan sebuah pesan yang disiarkan pada Selasa (18/4/2023), beberapa hari jelang Ramadan 1444 H berakhir. Akhundzada menyanjung kebijakan IIA di Afghanistan belakangan ini.
Menurut laporan Associated Press (18/4), pesan publik Akhundzada disiarkan dalam lima bahasa yakni Arab, Dari, Inggris, Pashto, dan Urdu. Dalam pesannya, Akhundzada menyatakan bahwa IIA telah mengambil “langkah reformasi signifikan” di sektor kebudayaan, pendidikan, ekonomi, media, dan sektor lain.
Akhundzada menegaskan bahwa negaranya menginginkan hubungan yang positif dengan semua negara di dunia, tetapi tidak boleh ada negara yang ikut campur dalam masalah internal mereka.
Menurut pemimpin IIA itu, pemerintahannya telah menjalankan reformasi yang signifikan dalam budaya, pendidikan, ekonomi dan bidang-bidang lainnya, yang akan membawa negaranya menuju kesejahteraan, meski sejumlah pembatasan banyak diterapkan.
“Langkah-langkah reformasi ini penting karena hidup dalam prinsip-prinsip Syariah akan mengarah pada kesejahteraan dunia dan akhirat kita, serta kebahagiaan abadi, kesuksesan, dan keselamatan masyarakat kita,” kata pemimpin Taliban itu, seperti dimuat Bernama (18/4).
Peneliti senior Asia Selatan di Wilson Center, Michael Kugelman menyebut pesan Akhundzada kemungkinan menjadi upayanya menyatukan Afghanistan, termasuk faksi-faksi yang berselisih di tubuh Taliban.
“Itu juga menunjukkan penentangan terhadap komunitas internasional. Dengan kata lain, kami (Taliban) tidak butuh kritikanmu dan tidak butuh pemberianmu,” kata Kugelman. (hanoum/arrahmah.id)