IDLIB (Arrahmah.id) — Pemimpin kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Syam (HTS), Abu Muhammad al Jaulani, meresmikan proyek sumur untuk warga penganut Druze di daerah Jabal al Summaq.
Dalam video dari Amjad Media Foundation yang berafiliasi dengan HTS, seperti dilansir Al Monitor (16/6/2022), Jaulani berjanji untuk memperbaiki kondisi pelayanan terhadap warga disana.
Jaulani menegaskan bahwa kunjungannya tidak mengandung pesan politik dan sepenuhnya fokus pada penyediaan layanan ke beberapa wilayah barat laut Suriah.
Jaulani telah beberapa kali tampil ke publik dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan bahwa dirinya dan kelompoknya telah berubah menjadi moderat.
Beberapa penampilan publiknya tercatat, antara lain:
Pada bulan Mei menyabut Idul Fitri, beredar video Jaulani berkeliling pasar di kota Idlib dikelilingi oleh ratusan pasukan keamanan bersenjata lengkap dan warga sipil.
Pada bulan Maret, Amjad Agency menerbitkan foto-foto pertemuan antara Jaulani dan sejumlah tokoh dan pejabat di Suriah utara. Badan tersebut mengklaim kunjungan itu atas undangan warga daerah Jabal al-Zawiya.
Jaulani juga terlihat di depan umum pada 31 Januari, ketika ia menemani para menteri dan pejabat Pemerintah Keselamatan Suriah yang berafiliasi dengan HTS ke kamp pengungsian Deir Hassan. Amjad Agency melaporkan bahwa kunjungan tersebut dilakukan sebagai bagian dari kampanye untuk mendukung para pengungsi selama bulan-bulan musim dingin.
Pada 7 Januari, Jaulani menghadiri peresmian jalan Aleppo-Bab al-Hawa bersama perdana menteri Pemerintah Keselamatan Suriah, Ali Keda. Jalan tersebut, yang merupakan proyek besar pertama yang dilakukan di daerah-daerah di luar kendali rezim Suriah, menelan biaya sekitar $2 juta, dan panjangnya sekitar tiga kilometer (dua mil).
Pada November 2021, Jaulani bertemu dengan perwakilan Kementerian Ekonomi Pemerintah Keselamatan, yang disponsori oleh Dewan Syura HTS, untuk membahas situasi ekonomi di Suriah utara dan krisis roti.
Pada Agustus 2020, Jaulani muncul di sebuah restoran di kota Idlib. Aktivis yang berafiliasi dengan HTS memposting video dan foto Jaulani berbicara dengan warga sipil dan membantu menyiapkan makanan.
Pada Jaulani 2020, Golani mengunjungi sebuah kamp di Suriah utara dan mengadakan audiensi untuk para pengungsi.
Wael Alwan, seorang peneliti di Pusat Studi dan Pengembangan Jusoor yang berada di Turki, mengatakan kepada Al-Monitor, “Melalui proyek-proyek ini, Jaulani berusaha untuk mempromosikan citranya sebagai orang yang dekat dengan warga sipil dan penduduk kamp. Kali ini, dia ingin terlihat dekat dengan komunitas Druze di pedesaan Idlib untuk menunjukkan bahwa dia ingin melindungi berbagai sekte di wilayah yang dikuasai HTS, sama seperti dia mempromosikan citranya sebagai seseorang yang melindungi orang Kristen. Jaulani bermaksud mengirim pesan ke negara-negara Barat bahwa dia adalah pemimpin moderat yang dekat dengan semua komponen sosial dan yang memiliki popularitas luas di wilayah tersebut.”
Pada bulan Januari, The Washington Post melaporkan bahwa HTS mencari pengakuan sebagai gerakan Islam moderat dan bekerja untuk memenangkan dukungan penduduk setempat dan diakui oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain sebagai organisasi politik yang tidak ditandai oleh ekstremisme dan penindasan.
HTS juga berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa mereka telah berhasil mendirikan negara di wilayah kekuasaannya di Suriah utara dan mampu menjalankan layanan publik serta urusan ekonomi dan pendidikan. (hanoum/arrahmah.id)