IDLIB (Arrahmah.id) — Pemimpin kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS), Abu Mohammad al Jauani, mendesak bantuan internasional untuk korban gempa di Idlib, Suriah. Namun ia meminta bantuan itu tidak dikirimkan melalui pemerintah Suriah yang dipimpin Bashar Assad.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa perlu memahami bahwa itu diperlukan untuk membantu dalam krisis,” kata Al Jaulani, tokoh yang dihargai Amerika Serikat 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 155 miliar, seperti dikutip dari The Guardian (13/2/2023).
Dia menambahkan bahwa rezim Assad tidak dapat dipercaya untuk mengirimkan bantuan ke Suriah barat laut itu.
“Sejak satu jam pertama gempa, kami mengirim pesan ke PBB untuk meminta bantuan,” kata Al Jaulani, “Sayangnya, tidak ada dukungan untuk tim SAR kami yang datang, juga tidak ada bantuan khusus untuk memerangi krisis ini.”
“Masyarakat internasional perlu dilibatkan dalam pembangunan kembali negara kami,” kata Jaulani.
Jaulani mengatakan, HTS sangat ingin menyambut setiap kehadiran internasional di Idlib untuk melihat skala krisis dan mengecilkan hubungan sebelumnya dengan al-Qaida.
Ketika ditanya apakah HTS memiliki kemampuan untuk merawat orang-orang Idlib, provinsi yang telah membengkak dengan pengungsi internal, banyak dari mereka sekarang mengungsi untuk kedua kalinya akibat gempa, Jalani mengatakan: “Kemampuan kami telah mencapai batasnya. Kami melakukan semua yang kami bisa.” (hanoum/arrahmah.id)