(Arrahmah.com) – Barack Obama mengalahkan pesaingnya dari Partai Republik, Mitt Romney, dalam pemilihan presiden AS pada Selasa (6/11). Terpilihnya kembali Obama sebagai presiden AS tersebut disambut gegap gempita oleh sejumlah pemimpin dunia.
Para pemimpin sekutu AS dan pesaing AS menyampaikan ucapan selamat kepada Obama pada Rabu (7/11). Mereka mengharapkan kerjasama ekonomi yang lebih kuat dengan pemerintahan Obama untuk memerangi kemerosotan ekonomi dunia dan “menjaga” keamanan dunia.
Ucapan selamat mengalir dari pemimpin berbagai negara dunia pada Rabu. Sesama negara anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto Inggris, Perancis, China dan Rusia. Sekutu utama AS di kawasan Timur Tengah, Israel dan warga tanah kelahiran Obama, Kenya, ikut menyampaikan ucapan selamat kepada Obama.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengirimkan surat ucapan selamat via telegram kepada Obama pada Rabu.
“Kita berharap permulaan positif yang telah dimulai dalam hubungan Rusia-AS dalam kancah dunia akan berkembang menuju perhatian terhadap masalah-masalah keamanan dan stabilitas internasional,” demikian kantor berita Rusia mengutip dari juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov.
Moskow juga siap melakukan sejauh apapun yang diinginkan oleh pemerintahan AS, kata Mentri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov seperti dikuti kantor berita RIA Novosti.
Sementara itu dari Beijing, presiden China Ju Huntao juga mencatat perkembangan positif dalam hubungan China-AS setelah empat tahun sebelumnya dilanda ketegangan terkait konflik perdagangan dan isu-isu keamanan dengan sekutu-sekutu AS di kawasan Asia Timur.
“China akan melihat ke depan dan melakukan upaya secara berkesinambungan untuk menyegarkan dan memperbesar kemajuan hubungan kerjasama kemitraan antara China dan AS,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri China, Hong Lei.
Kemenangan kembali Obama boleh saja menerbitkan sejumlah harapan positip bagi sekutu-sekutu AS dan pesaing-pesaing AS. Bagi umat Islam sendiri, kemenangan Obama tidak memiliki pengaruh apapun terhadap nasib kaum muslimin yang tertindas. Kebijakan invasi militer AS di Irak dan Afghanistan belum berubah. Dukungan total AS kepada penjajah zionis Yahudi di Palestina tidak berubah. Serangan militer AS terhadap umat Islam yang menegakkan syariat Islam di Yaman dan Somalia juga tidak berubah. Dukungan AS kepada rezim-rezim sekuler di seluruh dunia dalam memerangi umat Islam sama sekali tidak berubah.
(muhib almajdi/arrahmah.com)