WASHINGTON (Arrahmah.com) – Lebih dari 130 pemimpin dan cendekiawan Muslim Amerika telah menandatangani surat terbuka yang mengutuk pemerintah Cina yang terus melakukan penganiayaan dan penahanan terhadap Muslim Uighur.
Surat itu, yang diprakarsai oleh Sound Vision Foundation dan ditandatangani oleh para pemimpin Muslim terkemuka, menyerukan pembebasan tahanan dari kamp-kamp interniran di Xinjiang, tempat orang-orang Uighur dilaporkan dipaksa menghadiri sesi indoktrinasi.
Para pemimpin Muslim tersebut juga menyerukan kepada konsumen AS untuk memboikot impor yang diproduksi oleh pekerja paksa para tahanan.
Mereka juga mengajak warga untuk mengikuti pawai yang akan digelar pada 6 April di Washington, D.C untuk membela Muslim Uighur
“Kami menyerukan kepada sesama warga untuk berhenti membeli produk yang dihasilkan melalui kerja paksa dari kamp-kamp ini,” kata pernyataan itu.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah AS karena mengangkat masalah pelanggaran hak asasi manusia dan penahanan di kamp konsentrasi dan meminta seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama,” lanjutnya.
Para penandatangan pernyataan tersebut termasuk di antaranya aktivis hak-hak sipil terkemuka di Amerika seperti Imam Omar Suleiman, yang mengepalai Institut Yaqeen di Texas; Imam Yasir Qadhi dari Al-Maghrib Institute dan Islamic Seminary of America; Imam Muhammad Majeed, yang memimpin Masyarakat Muslim Wilayah Dulles di Virginia; serta beberapa perwakilan dari Dewan Hubungan Islam Amerika.
Suleiman mengatakan bahwa krisis Uighur merupakan pelanggaran paling terang-terangan di dunia terhadap rasa kebebasan beragama dan hak asasi manusia, namun belum mendapat perhatian yang layak dari para pemimpin dunia.
“Jika ini adalah kelompok agama lain, dunia akan bangkit,” kata Suleiman kepada Religion News Service, Jumat (8/2/2019).
(ameera/arrahmah.com)