GROZNI (Arrahmah.com) – Pemimpin Chechnya Kadirov telah membakar rumah orang-orang yang telah melakukan protes dengan cara yang sama seperti “Israel”, sebagaimana dilansir World Bulletin pada Jum’at (12/12/2014).
Para pelaku Kampanye hak menuduh pihak berwenang di wilayah Chechnya Rusia telah mempraktikkan “hukuman kolektif” dengan membakar rumah tersangka sebagai balasan atas serangan senjata pekan lalu (pada sebuah aksi unjuk rasa).
Pembakaran rumah para pengunjuk rasa di ibukota Chechyna telah dilakukan atas perintah pemimpin Chechyn Ramzan Kadyrov, meniru metode “Israel” yang melakukan pembakaran rumah demonstran Palestina.
Kadyrov, pemimpin Kremlin yang dicokolkan Rusia pada wilayah mayoritas Muslim, mengatakan setelah serangan itu bahwa keluarga pelaku demonstrasi akan diusir dari Chechnya dan rumah-rumah mereka dihancurkan. Hal tersebut sama persis yang “Israel” lakukan terhadap rumah seorang warga Palestina yang melawan zionis dengan cara menabrak para pemukim yahudi ilegal.
“Dia mengumumkan tanggung jawab bersama dan hukuman kolektif, [berlaku bagi] yang berjalan melawan konstitusi Rusia, hukum Rusia, terhadap kewajiban internasional Rusia,” Tatiana Lokshina, direktur Human Rights Watch di Rusia, mengatakan pada konferensi pers pada Kamis (11/12).
Konferensi ini terputus dua kali oleh orang-orang melemparkan telur pada speaker atau menuduh mereka bias terhadap Kadyrov.
Organisasi “Memorial” berbasis di Moskow telah mengorganisir demonstrasi di Grozni dan menunjukkan dokumen yang membuktikan bahwa rumah yang dibakar itu atas nama mereka. Sementara, pada tanggal 4 Desember rumah pengunjuk rasa yang tewas dibakar dua hari kemudian.
Mereka juga mengumumkan bahwa rumah milik Uzel Badan Kaukasus juga sebelumnya dibakar. Organisasi hak asasi manusia Rusia mengkonfirmasi insiden ini. Warga Kaukasus Uzel mengatakan bahwa pada 6 Desember, 3 rumah demonstran di desa Yandi juga dibakar. Sementara pada 7 Desember, 4 rumah dibakar.
Menggunakan “Israel” sebagai panutan
Tampaknya bahwa Kadyrov mengubah hukuman terhadap para demonstran sebagai alat politik. Dalam posting Instagram 5 Desember, Kadyrov mengatakan: “Jika seorang pemberontak di Chechnya membunuh seorang pekerja polisi atau orang lain, keluarga pemberontak akan cepat dikeluarkan dari Chechnya tanpa hak untuk kembali, dan rumah (mereka) akan hancur.“
Aktivis hak mengatakan 6 rumah tersangka militan telah dihancurkan sejak pernyataan Kadyrov, empat di antaranya bukan milik orang-orang bersenjata yang termasuk di antara mereka yang diidentifikasi setelah pertempuran pekan lalu.
“Undang-undang dan konstitusi Rusia tidak ada hanya hukum Chechnya. Chechnya diformulasikan oleh perintah Ramzan (Kadyrov),” kata aktivis hak Svetlana Gannushkina.
“Hukuman kolektif, ini adalah logika teroris. Jika negara beralih ke logika teroris, itu menjadi negara teroris,” tambahnya.
Kadyrov mengatakan 14 polisi tewas di Grozni. Komite Anti–terorisme Rusia sebelumnya mengatakan 10 polisi dan 10 gerilyawan tewas, dan 28 prajurit terluka. Seorang warga sipil juga tewas.
Presiden Rusia Vladimir Putin memuji Kadyrov untuk tanggapannya terhadap serangan di Chechnya, di mana situasi keamanan stabil merupakan isu sensitif bagi Kremlin.
“Israel” juga menghancurkan rumah-rumah kerabat Palestina sebagai hukuman. Dalam beberapa hari terakhir, selain merubuhkan rumah, orang “Israel” juga telah membakar rumah seorang Palestina yang telah menabrak mobil zionis ke stasiun trem. Dengan demikian, hal ini memunculkan Kadyrov menggunakan metode yang sama untuk pengunjuk rasa di Chechyna. (adibahasan/arrahmah.com)