GAZA (Arrahmah.id) – “Kamp Jabalia akan terus menjadi duri dalam tenggorokan ‘Israel’ sampai dihancurkan,” kata pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Nizar Rayyan, yang dibunuh oleh ‘Israel’ pada 2009.
Dalam apa yang tampaknya merupakan penerapan pernyataan ini di lapangan, tentara ‘Israel’ mengumumkan pada Ahad (20/10/2024) tewasnya komandan Brigade 401, Kolonel Ihsan Daqsa, dan luka serius pada perwira lainnya dalam pertempuran di Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza.
Mengenai pentingnya pembunuhan Daqsa di kancah militer, sebagian aktivis Palestina meyakini bahwa komandan Brigade 401 adalah tokoh militer ‘Israel’ terpenting yang terbunuh sejak dimulainya Pertempuran Banjir Al-Aqsa karena beberapa alasan:
Pertama: Ia adalah tokoh militer berpangkat tertinggi, Kolonel Daqsa adalah komandan Brigade Lapis Baja 401, yang berafiliasi dengan Divisi 162, yang merupakan brigade lapis baja elit terpenting di ketentaraan, dan dikenal sebagai “Steel Heels”.
Adapun alasan kedua, Daqsa memimpin semua operasi ofensif di Al-Shifa, Al-Zaytoun, Beit Hanoun, Jabalia, dan Rafah, dan ia berpartisipasi dalam pemusnahan manusia, batu, dan pohon, di mana ia dapat digambarkan sebagai “Hulagu”.
Pembunuhan komandan Brigade 401 oleh perlawanan di Jabalia ini, membuktikan kemampuan Brigade Al-Qassam untuk mengendalikan pasukan di lapangan dan memilih target sensitif serta melawan para pemimpin militer ‘Israel’ yang berpengaruh di jajaran pasukan pendudukan.
Hal lain yang menarik perhatian adalah fakta bahwa komandan Brigade Lapis Baja 401 ini dibunuh oleh satu batalion di sebelah barat kamp Jabalia, yaitu Batalion Syuhada Imad Aql, yang merupakan satu dari tiga batalion yang diyakini musuh telah dibubarkan dan perlawanannya belum dapat dipulihkan.
Para pengguna X mengaitkan pembunuhan Kolonel Daqsa di Jabalia dengan penyergapan yang dilakukan Brigade Al-Qassam untuk menargetkan kendaraan lapis baja ‘Israel’ di Jabalia, dan mereka mengatakan bahwa pemuda yang menanam alat peledak itu mengenakan sepatu usang, dan meskipun demikian ia mampu membunuh komandan Brigade 401 tersebut.
The destruction of an Israeli Merkava tank with a highly explosive device east of Jabaliya camp, north of the Gaza Strip.
Translation note 00:51
From Jabalia camp, we dedicate this operation to our fighting Sheikh, leader Yahya Sinwar “Abu Ibrahim” who ascended advancing… pic.twitter.com/4LtqVTJRg6
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) October 20, 2024
Komentar lain tentang operasi itu, mengatakan: “Itulah iman, iman mujahid ini dan saudara-saudara mujahidnya terhadap haknya, terhadap keadilan tujuannya, terhadap pembelaannya terhadap tanah, kehormatan dan martabat, terhadap permintaannya untuk syahid di jalan Allah, terhadap pembelaan terhadap eksistensi bangsanya dan masa depannya, dengan peralatannya yang sederhana, ia mampu membunuh komandan Brigade 401 ‘Israel’.”
Mengenai pembalasan dendam terhadap kepala biro politik Hamas, warga net mengatakan bahwa tanggapan Brigade Al-Qassam cepat dan menggema, karena mampu menyelesaikan masalah dengan membunuh komandan Brigade 401 bersama sejumlah perwira ‘Israel’.
Salah seorang warga net mengungkapkan kekagumannya atas apa yang dilakukan perlawanan Palestina di Jabalia dan Gaza utara terhadap tentara pendudukan ‘Israel’, meskipun terjadi pengepungan, dengan mengatakan: “Tidak ada preseden historis sejak munculnya senjata api untuk kasus yang serupa dengan keteguhan ajaib selama lebih dari setahun di Jalur Gaza dari perlawanan Palestina yang dipimpin oleh Brigade Al-Qassam mengingat pengepungan dan ketidakseimbangan kekuatan yang luas dalam menghadapi kegilaan perang pemusnahan Amerika dengan kaki tangan ‘Israel’nya.” (zarahamala/arrahmah.id)