BELANDA (Arrahmah.com) – Larangan penggunaan cadar atau Burka yang diusulkan bagi Muslimah di Belanda kemungkinan akan dihapuskan menyusul runtuhnya koalisi antara pemerintahan Belanda dengan anggota parlemen dari partai anti-Islam, partai Kebebasan (PVV) pimpinan Geert Wilders.
“Kebijakan ini didorong oleh PVV tetapi juga oleh pemerintahan ini yang bertujuan untuk menjaga hubungan mereka dengan PVV,” kata Maurits Berger, profesor Islam di kontemporer Barat di universitas Leiden, kepada Reuters pada hari Kamis (26/4/2012).
Dia mengatakan bahwa larangan cadar (niqab) atau burka akan segera ditarik dari meja setelah pemerintahan Belanda jatuh.
Pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte jatuh setelah runtuhnya aliansi antara koalisi minoritasnya dengan partai anti-Imigran atau anti-Islam PVV pimpinan Geert Wilders atas perselisihan tentang pemotongan anggaran pekan lalu.
Pemilihan umum (pemilu) dini disebut-sebut akan digelar pada 12 September mendatang.
Sebagai balasan untuk dukungan Wilders di parlemen Belanda, pemerintah menuruti keinginan Wilders mengajukan sejumlah undah-undang, termasuk larangan cadar dan kewarganegaraan ganda.
Sekarang setelah pemerintahan runtuh, tidak ada lagi mayoritas yang cukup untuk mendukung larangan cadar yang diajukan.
Selain itu partai Kristen Demokrat juga tidak akan lagi mendukung proposal larangan kewarganegaraan ganda, kata seorang sumber dari dalam pertai tersebut kepada Reuters. Partai ini juga merasa gelisah tentang larangan cadar, seperti dilansir harian Belanda De Volkskrant.
Banyak partai oposisi, termasuk partai Buruh, Demokrat 66 dan GreenLeft telah menentang proposal larangan cadar dan kewarganegaraan ganda, meninggalkan proposal tersebut tanpa dukungan mayoritas di parlemen jika Kristen Demokrat tidak mendukungnya.
Setelah pemerintahan runtuh, Menteri Imigrasi Belanda Gerd Leers tidak akan lagi mendesak masalah seperti aturan untuk mempersulit para imigran untuk membawa keluarga mereka, kata juru bicara Leers.
Wilders yang mendampingi Rutte, terkenal sangat giat melawan Islam dan kaum Muslimin. Dialah yang mengajukan larangan cadar dan mempengaruhi kebijakan imigrasi, dia juga pernah menyerukan larangan Al-Qur’an dengan menggambarkan kitab suci umat Islam sebagai “fasis”.
Para analis percaya bahwa partai Wilders bertujuan untuk mengubah Belanda menjadi negara Paria – Paria adalah kasta terendah menurut budaya india atau berarti sampah masyarakat atau negara yang keluar dari norma-norma internasional.
“Mereka telah mengubah Belanda menjadi Paria,” kata Berger kepada Reuters. (siraaj/arrahmah.com)