HUDAIDAH (Arrahmah.com) – Pemerintah Yaman membantah laporan pada Sabtu malam (29/12/2018) bahwa teroris Syiah Houtsi telah ditarik dari pelabuhan strategis Hudaidah, sebelah barat negara itu.
Kantor berita resmi mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pernyataan Houtsi tentang pemindahan mereka dari pelabuhan Hudaidah adalah “upaya yang jelas untuk menghindari Perjanjian Stockholm di kota”.
Sumber itu menambahkan bahwa “pelanggaran-pelanggaran ini, yang menyebabkan kegagalan perjanjian, tidak dapat diterima”.
Sebelumnya pada Sabtu, Houtsi mengatakan pasukan mereka pada Jumat telah mulai pada tahap pertama pemindahan dari pelabuhan sebagaimana ditentukan oleh perjanjian.
Pemerintah Yaman dan Houtsi menyimpulkan pada Desember, 13 putaran konsultasi yang mereka sepakati untuk menukar tahanan dan pelabuhan serta kota Hudaidah.
Beberapa hari kemudian, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang mengesahkan PBB untuk mengerahkan sebuah tim untuk memantau dan memfasilitasi pelaksanaan Perjanjian Stockholm. Misi tim adalah untuk mengawasi gencatan senjata, penarikan pasukan kedua pihak dari kota dan pelabuhan Hudaidah, serta pelabuhan As-Saleef dan Ras Isa ke lokasi yang disepakati dalam waktu 21 hari dari gencatan senjata yang dimulai pada 18 Desember.
Tim juga memantau komitmen para pihak untuk tidak membawa bala bantuan militer ke kota atau ketiga pelabuhan, untuk menghilangkan segala manifestasi militer dari kota serta untuk memperkuat kehadiran PBB di sana.
(fath/arrahmah.com)