SANA’A (Arrahmah.com) – Arab Saudi pada Jumat (2/7/2021) mengumumkan bahwa pemerintah Yaman dan kelompok separatis telah menyetujui mekanisme untuk menghentikan eskalasi antara kedua belah pihak, Anadolu Agency melaporkan.
Sebuah pernyataan Saudi yang dikutip oleh Saudi Press Agency mengatakan “perwakilan pemerintah Yaman dan Dewan Transisi Selatan (STC) bertemu di Riyadh untuk membahas upaya berkelanjutan untuk mendorong penerapan perjanjian Riyadh.”
Perjanjian Riyadh ditandatangani pada 5 November 2019 antara pemerintah Yaman dan STC, dan mencakup beberapa ketentuan politik, keamanan, dan ekonomi seperti pembentukan pemerintah Yaman baru dengan partisipasi STC dan integrasi milisi Yaman ke dalam pasukan pemerintah Yaman.
Arab Saudi meminta kedua belah pihak untuk mengesampingkan perbedaan dan tetap berpegang pada kepentingan bersama untuk terus menerapkan ketentuan perjanjian untuk menyatukan rakyat Yaman dan menghentikan pertumpahan darah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yaman Ahmed bin Mubarak menyambut baik pernyataan Arab Saudi tentang kesepakatan Riyadh.
“Kami menyambut baik pernyataan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi, yang mencakup pesan yang jelas untuk menghormati komitmen yang disepakati untuk menghentikan eskalasi dan mempersiapkan kembalinya pemerintah Yaman ke Aden dengan cepat,” tulis bin Mubarak di Twitter.
STC belum mengomentari pernyataan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)