SANA’A (Arrahmah.id) – Sebuah operasi yang akan berlangsung selama beberapa hari untuk menukar hampir 900 tahanan dari perang Yaman yang ditahan oleh milisi Syiah Houtsi dan pemerintah Yaman dimulai pada Jumat (14/4/2023), Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan.
“Tim kami telah memeriksa kesehatan para tahanan dan memastikan bahwa mereka layak untuk melakukan perjalanan,” tulis Palang Merah pada Jumat (14/4).
Pertukaran selama tiga hari ini akan melihat penerbangan mengangkut tahanan antara Arab Saudi dan ibukota Yaman, Sanaa, yang telah lama dikuasai oleh milisi Houthi yang didukung oleh Iran, kata Majed Fadail, wakil menteri hak asasi manusia untuk pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, demikian menurut AP.
Penerbangan lain akan membawa tahanan antara Sana’a dan kota-kota lain di Yaman yang dikuasai oleh pemerintah yang diakui secara internasional, katanya. Palang Merah mengatakan bahwa pada Jumat, akan ada dua putaran penerbangan simultan antara Aden dan Sana’a untuk memindahkan para tahanan.
“Para tahanan akan diterbangkan ke dan dari beberapa kota di Yaman dan Arab Saudi. Tim kami akan menemani mereka, mengawasi pemindahan dan memenuhi kebutuhan medis mereka.”
Palang Merah akan bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Yaman dan Arab Saudi untuk menyediakan layanan pertolongan pertama.
“Ratusan keluarga yang terpecah akibat konflik dipertemukan kembali selama bulan suci Ramadhan. Secercah harapan di tengah penderitaan yang luar biasa,” kata Palang Merah.
Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk menyambut baik kesepakatan tersebut dan menyebutnya sebagai gerakan kemanusiaan yang penting karena akan membuka jalan bagi kembalinya ratusan tahanan dan narapidana kepada keluarga dan orang-orang yang mereka cintai.
Jassem Albudaiwi menyatakan apresiasinya atas peran yang dimainkan oleh Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, dan Komite Palang Merah Internasional dalam mensponsori kesepakatan tersebut.
“Kesepakatan ini merupakan secercah harapan baru yang memberikan dorongan pada upaya-upaya yang bertujuan untuk menempatkan krisis Yaman di jalan yang benar untuk mencapai solusi positif, dan langkah menggembirakan yang mendukung perdamaian bagi Yaman,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Kesepakatan yang ditengahi oleh PBB ini, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, terjadi di tengah-tengah upaya diplomatik bersama untuk merundingkan akhir dari konflik tersebut.
Operasi tiga hari ini merupakan pertukaran tahanan paling signifikan di Yaman sejak kedua belah pihak membebaskan lebih dari 1.000 tahanan pada Oktober 2020. Ribuan orang diyakini masih ditahan sebagai tawanan perang oleh semua pihak sejak perang meletus.
Konflik Yaman dimulai pada 2014 ketika Houtsi merebut Sana’a dan sebagian besar wilayah utara negara itu. (haninmazaya/arrahmah.id)