KABUL (Arrahmah.com) – AS menggeser senjata teror pembunuh-pewasat tak berawak-dari Pakistan ke Afghanistan setelah Islamabad memintanya untuk menutup pangkalan UAV di wilayahnya, tapi Amerika Serikat bersumpah tidak akan menghentikan serangan udaranya di Pakistan untuk terus memukul “militan” yang memiliki basis di sepanjanag wilayah kesukuan Pakistan meskipun penduduk Pakistan telah memberikan kesaksian bahwa korban dari serangan itu sebagian besar adalah warga sipil biasa.
Pakistan meminta CIA untuk menarik personel dari pangkalan udara Shamsi, sekitar 350 Km dari barat daya ibukota Balochistan, Quetta, di mana beberapa drone dilaporkan oleh New York Times mengutip pernyataan pejabat senior AS, berbasis di sana.
“Penarikan belum terjadi namun diperkirakan akan segera,” ujar pejabat tersebut menambahkan bahwa serangan udara kemudian akan diterbangkan keluar dari Afghanistan, di mana beberapa dari mereka telah berbasis di sana. Tetapi bahkan setelah penarikan, Predator dan Reapers, menurut komandan militer AS, Mike Mullen, dalam pertemuan dengan petinggi militer Pakistan di Islamabad mengatakan bahwa CIA tidak akan menghentikan operasi militernya terhadap “Jaringan Haqqani” di Waziristan Utara.
Sebelumnya, Mullen menyatakan secara gamblang, menuduh badan intelijen Pakistan, ISI, telah memberikan dukungan kepada Mujahidin Pakistan yang berbasis di barat laut Pakistan yang melakukan operasi militer melawan tentara Amerika di Afghanistan, hal ini menimbulkan kemarahan di pihak Pakistan. Menurut seorang pejabat AS, perbaikan hubungan antara CIA dan ISI sepertinya akan sulit terjadi. (haninmazaya/arrahmah.com)