JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ustadz Ferry Nur menilai pemerintah Indonesia tertinggal jauh dalam memberikan dukungan penuh bagi kemerdekaan rakyat Palestina dan membantu rakyat Gaza bebas dari blokade zionis Israel.
“Berbeda dengan rakyatnya dan para relawannya yang pro kemerdekaan rakyat Palestina, bukan saja bicara, tetapi datang langsung ke Gaza membawa bantuan rakyat,” terangnya kepada arrahmah.com, Selasa pagi.
Hal ini diungkapkan terkait rencana organisasi Hamas untuk membuka kantor perwakilannya di Jakarta yang mendapat respons beragam dari komponen bangsa. Termasuk adanya penolakan dari Kementrian Luar Negeri RI.
Ustadz Ferry tegas mempertanyakan kenapa harus menolak kantor perwakilan Hamas di Indonesia?
“Jika penolakan kantor perwakilan Hamas di Indonesia dengan alasan karena sudah ada Kedubes Palestina di Jakarta, dan minta izin terlebih dahulu kepada Kedubes Palestina, merupakan alasan yang tidak cerdas,” tegasnya.
Aktifis kemanusiaan yang beberapa kali ke Gaza ini menyebut, penolakan ini seakan membodohi rakyat Indonesia, atau menganggap rakyat tidak tahu informasi.
Menurut Ustadz Ferry, dukungan pembukaan kantor perwakilan Hamas di Indonesia seharusnya bisa dilaksanan walaupun terlambat dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, imbuhnya, tidak perlu terlalu jauh melihat Rusia yang sudah ada kantor Hamas, begitu juga Lebanon, Yaman, Qatar, Pakistan dan beberapa negara di Afrika.
“Coba lihat negara tetangga kita, yang dikenal negara serumpun, Malaysia! Hamas sudah membuka kantor perwakilannya sejak empat tahun yang lalu, padahal di Malaysia ada Kedutaan Besar Palestina. Bahkan partai pemenang pemilu dan penguasa, UMNO, mengundang langsung pimpinan biro Politik Hamas, Khalid Misyal ke Kuala Lumpur,” tukasnya.
Lebih dari itu, kata Ustadz Ferry, PM. Malaysia beserta rombongan bahkan mengunjungi rakyat Gaza sembari membawa bantuan, usai gempuran zionis “Israel” ke Gaza tahun 2012. (azm/arrahmah.com)